Para pengacara yang berhasil membatalkan paket pembayaran atau gaji sebesar US$ 56 miliar untuk CEO Tesla Elon Musk meminta bayaran sebesar US$ 7 miliar atau sekitar Rp 113,4 triliun (kurs Rp 16.200). Bayaran tersebut ditujukan untuk tiga firma.
Dikutip dari CNN, Rabu (10/7/2024), hal itu disampaikan pengacara pemegang saham perusahaan kepada hakim Delaware, Senin.
Selama lebih dari enam jam, tim hukum perusahaan dan salah satu pemegang saham berdebat mengenai berapa banyak yang harus diberikan kepada tiga firma hukum yang mewakili Richard Tornetta selaku pemegang saham. Tornetta diketahui menggugat paket pembayaran Musk pada tahun 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya yang diminta Tornetta setara dengan US$ 7,3 miliar pada harga saham Tesla pada hari Senin dan berjumlah sekitar US$ 370.000 untuk setiap jam kerja 37 pengacara, rekanan, dan paralegal.
Pengacara Tesla, John Reed mengatakan pada hari Senin bahwa petisi biaya itu seharusnya tidak diajukan. "Ini terlihat seperti lelucon pengacara di kehidupan nyata," katanya.
Biaya itu merupakan nilai berdasarkan keputusan hakim Delaware pada bulan Januari yang membatalkan paket gaji Musk sebesar US$56 miliar.
Pengacara Tornetta, Greg Varallo mengatakan bahwa tim hukum pemegang saham menginginkan jauh lebih sedikit dari yang diperbolehkan oleh undang-undang yaitu hingga 33% dari keuntungan yang diperoleh Tesla dari gugatan tersebut.
Dia mengatakan keputusan pada bulan Januari adalah keputusan terbesar yang pernah dibuat oleh pengadilan Amerika, tidak termasuk hukuman ganti rugi. Dia berpendapat bahwa pengacara Tornetta harus menerima 11% dari keputusan tersebut yang dibayarkan dalam bentuk 29 juta saham Tesla.
Varallo berpendapat imbalan yang besar akan mendorong pengacara pemegang saham untuk melindungi investor kecil. "Jika Delaware terus menyadari manfaat dalam mengawasi perilaku buruk, maka mempersempit insentif akan menjadi ide yang sangat buruk," kata Varallo.
(acd/das)