Dia berharap dapat menjadi preseden bagi pemerintahan yang bertanggung jawab dan menunjukkan solidaritas dengan rakyat Liberia.
Keputusan ini dilakukan usai gaji pemerintah mendapat pengawasan ketat. Pengawasan itu dilakukan seiring warga Liberia mengeluhkan meningkatnya biaya hidup. Sekitar satu dari lima orang hidup dengan pendapatan kurang dari US$2 (Β£1,70) per hari di negara Afrika Barat tersebut.
Selain mengurangi gajinya, Boakai berjanji untuk memerintahkan Badan Layanan Sipil Liberia untuk memastikan pegawai negeri menerima kompensasi yang adil atas kontribusi mereka kepada negara.
Langkah Boakai ini serupa dengan pendahulunya, George Weah, yang menerima pemotongan gaji sebesar 25%.
Beberapa pihak di negara Afrika Barat memuji keputusan Boakai, namun ada pula yang bertanya-tanya apakah ini benar-benar sebuah pengorbanan mengingat ia juga menerima tunjangan seperti tunjangan harian dan perlindungan kesehatan.
Seorang dari organisasi nirlaba Pusat Transparansi dan Akuntabilitas di Liberia, Anderson D Miamen, mengatakan pemotongan gaji presiden merupakan hal yang baik.
"Kami hanya berharap masyarakat bisa melihat dengan jelas ke mana potongan tersebut akan disalurkan dan bagaimana potongan tersebut akan digunakan untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat," katanya, dikutip dari BBC, Jumat (12/7/2024)
Boakai sendiri mulai menjabat pada bulan Januari setelah mengalahkan Weah dalam pemilu putaran kedua. Dalam kampanyenya dia berjanji untuk memberantas korupsi dan menindak kasus keuangan negara. (ada/rrd)