Ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalur Puncak, Kabupaten Bogor, sudah ditertibkan sejak Senin (24/6) lalu. Para pedagang ini kemudian direlokasi ke Rest Area Gunung Mas yang dikelola BUMD setempat.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Jumat (12/7/2024), di sepanjang Jalan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor terlihat sudah tidak ada lagi PKL yang membuka lapaknya. Sebab sebagian besar lapak semi permanen ini sudah rata dengan tanah.
Kondisi ini membuat jalan raya tersebut terlihat lebih lapang, khususnya di bahu-bahu jalan yang menghadap langsung ke sisi tebing. Namun kondisi lapang ini justru banyak dimanfaatkan para pengendara untuk berhenti dan foto-foto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bahu jalan itu terlihat juga ada sejumlah pedagang kopi dan jajanan keliling yang membuka lapak kecil di kawasan itu sembari menawarkan dagangannya kepada para pengendara yang sedang berhenti.
Berjalan lebih jauh, terlihat beberapa lapak yang belum sepenuhnya rata dengan tanah. Terdapat banyak puing, papan kayu, terpal dan sampah berserakan di sekitar bekas bangunan.
Namun untuk kawasan-kawasan ini terlihat pemerintah setempat sudah memasang pembatas dari seng dan kawat berduri agar tidak ada kendaraan atau warga yang masuk. Terlihat juga ada sejumlah plang milik Pemda Kabupaten Bogor yang berisi larangan mendirikan bangunan di kawasan tersebut.
"Dilarang Keras !!! Mendirikan bangunan dan berjualan di area H G U PTPN I Regional 2 Agrowisata Gunung Mas. Dilarang masuk Pasal 551 UU Perkebunan No. 39 Tahun 2014," tulis pengumuman itu.
![]() |
Berpindah ke Rest Area Gunung Mas, saat memasuki kawasan ini terdapat pos penjaga lengkap dengan plang gerbang masuk yang belum dioperasikan. Kemudian setelahnya pengunjung langsung disambut dengan banyak bangunan seperti saung yang menjadi lapak-lapak baru PKL.
Di kawasan ini juga berdiri sebuah masjid dan beberapa bangunan toilet umum. Kemudian pada bagian belakang rest area terdapat bangunan pusat informasi dan restoran.
Saat mengelilingi kawasan rest area, terlihat banyak lapak-lapak dagangan yang belum buka dengan rolling door tertutup rapat. Di depan lapak yang belum buka ini juga tidak terlihat ada spanduk, gerobak/etalase atau tempat duduk yang menandakan lapak ini belum ada penghuninya.
Kondisi lapak tutup ini banyak ditemukan di sisi dalam rest area. Sedangkan lapak yang berdekatan dengan lahan parkir terlihat banyak yang sudah buka atau memiliki spanduk di depannya meski rolling door masih terkunci rapat.
"Sudah separuh (lapak kios) ke-isi (sudah di tempati PKL), sisanya masih kosong. Ada juga yang memang belum buka karena masih bebenah (beres-beres) habis dari gusuran," ucap salah satu pedagang di kawasan itu.
Meski belum semua lapak terbuka, hingga siang hari ini, kondisi rest area tampak cukup ramai pengunjung. Terutama keluarga yang membawa serta anak kecil.
Sebagai informasi, sebelumnya aparat gabungan telah melakukan pembongkaran lapak-lapak PKL di sepanjang Jalan Puncak mulai Senin (24/6) kemarin. Pembongkaran kemudian dilanjutkan selama beberapa hari setelahnya oleh aparat gabungan.
Proses pembongkaran juga sempat diwarnai penolakan oleh warga dan pedagang. Kondisi ini membuat proses pembongkaran sempat diwarnai kericuhan, meski kini tampak proses pembongkaran itu sudah selesai dilakukan.
Simak juga Video 'Alasan PKL Puncak Ogah Direlokasi ke Rest Area: Kios dan Pendapatan Kecil':
(fdl/fdl)