Pemerintahan Baru Diusulkan Bikin Kementerian Urusan Haji, Umrah & Wakaf

Pemerintahan Baru Diusulkan Bikin Kementerian Urusan Haji, Umrah & Wakaf

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 19 Jul 2024 21:30 WIB
Muslim pilgrims gather at the top of the rocky hill known as the Mountain of Mercy, on the Plain of Arafat, during the annual Hajj pilgrimage, near the holy city of Mecca, Saudi Arabia, Saturday, June 15, 2024. Masses of Muslims gathered at the sacred hill of Mount Arafat in Saudi Arabia for worship and reflection on the second day of the Hajj pilgrimage. The ritual at Mount Arafat, known as the hill of mercy, is considered the peak of the Hajj. Its often the most memorable event for pilgrims, who stand shoulder to shoulder, asking God for mercy, blessings, prosperity and good health. Hajj is one of the largest religious gatherings on earth. (AP Photo/Rafiq Maqbool)
Ilustrasi.Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Jakarta -

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI Muhammad Mufti Mubarok mengusulkan pembentukan kementerian khusus yang menangani soal haji dan umrah serta wakaf. usulan ini ditujukan kepada pemerintahan baru yang dinakhodai Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.

Apa alasannya? Mufti menjelaskan persoalan haji dari tahun ke tahun salah satu sebabnya adalah pengelolaan haji dan umrah cukup kompleks dan melibatkan banyak pihak serta menyangkut kepentingan publik. Hal itu tentu berkaitan dengan pelayanan konsumen secara utuh.

"Ini tentu menjadi sangat kompleks sehingga memerlukan kementerian khusus yang menangani persoalan haji, termasuk umrah dan waqaf. Sehingga kami mengusulkan agar pemerintah membentuk Kementerian Haji, Umrah dan Waqaf," kata Mufti dalam keterangan tertulis, dikutip, Jumat (19/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keterangan ini disampaikan dalam sambutannya di acara Webinar 'Jalan Terjal Haji Ramah Konsumen', Kamis 17 Juli 2024 kemarin.

Menurut Mufti dari sisi perlindungan konsumen pihaknya melihat ada lima poin utama yang diinginkan oleh konsumen dalam hal pelaksanaan haji yaitu, cepat, murah, nyaman, aman, dan selamat.

ADVERTISEMENT

Mufti juga menuturkan,alasan lain yaitu melihat potensi porsi anggaran yang sangat besar yang bisa terkelola dengan baik.

"Potensi angka pengelolaan anggaran bisa sampai Rp 700 triliun. Tentu sangat ideal jika menghadirkan satu kementerian sendiri yang menanganinya," beber Mufti.

Selain itu, lanjut Mufti saat ini pemerintahan Arab Saudi sudah memiliki kementerian haji dan umrah yang menangani persoalan haji dan umrah, sehingga pihaknya mengusulkan kepada pemerintahan baru nantinya mengadakan kementerian sendiri agar lebih maksimal dalam pelayanan haji dan umrah.

"Sehingga urusan haji dan umrah nantinya akan diurus antar kementerian haji dan umrah di Indonesia dan kementerian haji di Arab Saudi," ungkap Mufti.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Terkait dengan evaluasi haji tahun 2024 kali ini, secara umum BPKN memberikan apresiasi kepada Kementerian terkait yang menangani haji, dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) yang telah berusaha semaksimal mungkin menghadirkan pelayanan yang baik bagi jamaah haji dari tahun ke tahun.

Namun, pihaknya tidak memungkiri ada beberapa catatan yang mesti menjadi perbaikan dan evaluasi bersama stakeholder terkait dalam pelaksanaan haji tahun ini.

"Kami apresiasi Kemenag luar biasa upayanya, tentu kerja keras kami apresiasi, dengan catatan misalnya di BPKN kami menerima adanya pengaduan konsumen terkait pelaksanaan haji mulai haji regular, haji plus, haji furoda, catatan kami soal tiket, kenapa harga tiket tinggi, penginapan cukup mahal, kuota haji, termasuk soal keselamatan jamaah haji tentu perlu ada penjelasan di pansus yang saat ini digulirkan oleh DPR," ujar Mufti.

Selain itu, Mufti berharap perlu ada kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan serta kegiatan jamaah haji sesuai syariat selama di tanah suci.

"Mulai dari padang arafah, musdalifah sampai pada jamarot di Mina," jelas Mufti.

Mufti berharap, dengan beberapa catatan tersebut ke depan penyelenggaraan haji bisa lebih baik dan naik kelas. "2025 kita perlu pembenahan, kami bersama DPR dan BPK akan mengawal pelaksanaan haji agar pelaksanaan haji dan umrah yang ramah konsumen. " pungkas Mufti.

Halaman 2 dari 2
(ada/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads