Ternyata Kapal dari 2 Negara Tetangga Ini Paling Banyak Maling Ikan di RI

Ternyata Kapal dari 2 Negara Tetangga Ini Paling Banyak Maling Ikan di RI

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 02 Agu 2024 13:33 WIB
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memberantas kapal maling ikan baik kapal lokal maupun asing. Ada puluhan kapal dan ratusan ABK yang ditindak.
Ilustrasi/Perburuan Kapal Maling Ikan Digeber/Foto: dok. KKP
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan asal kapal asing yang menangkap ikan ilegal di wilayah perairan Indonesia. Kapal ikan asing (KIA) tersebut paling banyak berasal dari Filipina dan Malaysia.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono mengatakan 15 kapal ikan asing yang mencuri ikan ilegal berhasil ditangkap pada 2024. Dari total tersebut, paling banyak KIA berasal dari Filipina dan Malaysia.

"Malaysia ada tiga, Vietnam ada 2, Filipina 9, Rusia 1. Sekarang paling banyak di sini Filipina," kata pria yang akrab disapa Ipunk dalam acara Konferensi Pers di Gedung Mina Bahari 4, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, pada paruh 2024 ini, pihaknya telah menangkap 112 kapal ikan. Pihaknya telah melakukan penegakan hukum dan sanksi administratif. Dari aktivitas tersebut, pihaknya berhasil mengamankan uang negara Rp 3,1 triliun.

Untuk melakukan pengawasan, pihaknya telah melakukan patroli laut dengan menggandeng aparat penegak hukum lainnya, seperti kepolisian, angkatan laut, dan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla). Bahkan pihaknya juga melakukan pengawalan bersama dengan negara lain di perbatasan laut, seperti Australia dan Malaysia.

ADVERTISEMENT

"Untuk melakukan pengawalan di perbatasan kita join dengan Australia. Kinerja patroli terhubung tersebut, sampai saat ini kita dengan Australia, dengan Malaysia juga kita lakukan, ini bertujuan bahwa apa yang dilakukan oleh kapal-kapal nelayan kita, itu bisa kita tangani bersama dengan aparat pendekat hukum satuan di negara sebelah," imbuhnya.

(ara/ara)

Hide Ads