Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas akibat dalam serangan rudal di Teheran, Iran, Rabu (31/7) waktu setempat. Serangan ini membuat pemerintah Iran bersumpah akan melakukan serangan balas dendam terhadap Israel yang diduga sebagai dalang kematian Ismail Haniyeh.
Terlepas dari rencana serangan balas dendam ini, Iran merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan cukup baik pada 2023 kemarin. Walaupun pada 2024 ini negara itu diprediksi akan mengalami perlambatan pertumbuhan.
Melansir dari Iran International, Jumat (2/8/2024), World Bank melaporkan PDB Iran mengalami pertumbuhan sebesar 5% pada tahun 2023, namun akan melambat menjadi 3,2% pada 2024 ini. Kemudian lembaga ini juga memprediksi PDB negara ini akan tumbuh 2,7%, dan 2,3% dalam dua tahun ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan ekonomi yang relatif melambat ini diperkirakan dapat terjadi karena adanya pelemahan ekspor minyak Iran karena berbagai alasan. Mulai dari sanksi Amerika Serikat (AS) kepada Iran hingga melemahnya permintaan pasar.
Menurut statistik OPEC, produksi minyak Iran melampaui 3 juta barel per hari pada tahun 2023, 22% lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Berkat itu tingkat produksi minyak negara ini mencapai 3,2 juta barel per hari pada bulan Maret dan belum meningkat lebih lanjut.
Sebelum AS memberlakukan sanksi pada 2018 dan memperluas sanksi itu pada 2019, produksi minyak mentah Iran sempat berada di atas 3,8 juta barel per hari. Bahkan tingkat produksi minyak Iran ini sempat menurun hingga di bawah 2 juta barel per hari pada 2020 lalu.
Meski setelah Iran perlahan meningkatkan kembali jumlah produksi minyak mentah mereka, namun menurut statistik bea cukai Iran, pendapatan ekspor minyak mentah negara itu hanya meningkat 7% tahun lalu, mencapai US$ 36 miliar. Padahal dalam kondisi normal pendapatan Iran dari ekspor minyak mentah akan melebihi US$ 44 miliar.
Sebagai informasi, dalam pemberitaan Fox News disebutkan Ayatollah Ali Khamenei selaku pemimpin tertinggi Iran dikabarkan sudah memerintahkan pasukan negaranya untuk melancarkan serangan langsung terhadap Israel sebagai bentuk balas dendam atau meninggalnya pemimpin Hamas itu.
Tiga pejabat Iran mengkonfirmasi situasi tersebut kepada The New York Times. Namun Gedung Putih belum bisa memverifikasi secara independen dalang dari kematian Ismail Haniyeh ini.
"Rezim Zionis yang kriminal dan teroris telah membunuh tamu tercinta kami di wilayah kami dan telah menyebabkan kesedihan bagi kami, namun mereka juga telah mempersiapkan hukuman yang berat," kata Khamenei melalui unggahan akun X miliknya, sebagaimana dikutip dari Fox News.
"Martir Haniyeh bersedia mengorbankan nyawanya yang terhormat dalam pertempuran bermartabat ini selama bertahun-tahun. Dia siap untuk mati syahid dan telah mengorbankan anak-anaknya serta orang-orang yang dicintainya di jalan ini," jelas pemimpin tertinggi Iran itu lagi.
Simak Video 'Iran Kutuk Israel atas Kematian Pemimpin Hamas: Tugas Kami untuk Membalas':