Kereta api termasuk moda transportasi yang digunakan di Tanah Air. Mulai dari berangkat dan pulang kerja hingga mudik Lebaran, kereta menjadi pilihan kendaraan sebagian orang.
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menjadi badan usaha milik negara (BUMN) yang menyediakan jasa angkutan perkeretaapian di Indonesia. Cikal bakal perusahaan ini ternyata telah ada sejak abad ke-18, lho. Penasaran? Temukan sejarah dan profil PT KAI di bawah ini.
Sejarah PT KAI
Dilansir situs resminya, perkeretaapian Tanah Air dimulai sejak 1864 saat membuat jalur kereta api pertama di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, L.A.J Baron Sloet van de Beele. Proyek pembangunan jalur kereta Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) itu dilakukan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang mempunyai jaringan kereta api tertua setelah India. Menyusul RI terdapat Cina dan Jepang. Di sisi lain, pemerintah Belanda membangun jalur kereta api melalui Staatssporwegen (SS) pada 1875 dengan rute pertamanya yaitu Surabaya-Pasuruan-Malang.
Keberhasilan proyek NISM dan SS menggerakkan para investor swasta membangun sejumlah jalur kereta api lainnya di Pulau Jawa. Seperti Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), dan Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM).
Di luar Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilancarkan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, hingga Sulawesi pada 1876-1922. Perkembangan perkeretaapian di Indonesia terbilang pesat. Tercatat pada 1928, panjang rel kereta api dan trem di Tanah Air mencapai 7.464 km.
Perkeretaapian Indonesia diambil alih oleh Jepang dan diubah namanya menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api) usai Belanda menyerah. Kala itu, operasional kereta api hanya ditujukan untuk kepentingan perang. Terjadi pembongkaran rel sepanjang 473 km oleh Jepang untuk pembangunan kereta api di Burma.
Tak berselang lama setelah kemerdekaan, Indonesia mengambil alih kembali perkeretaapian dari Jepang. Pada 28 September 1945, Kantor Pusat Kereta Api di Bandung berhasil direbut. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
Saat Belanda kembali ke Tanah Air pada 1946, mereka mendirikan kembali perkeretaapian bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS). Pada 1949, hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) menetapkan pengalihan aset milik pemerintah Hindia Belanda berupa penggabungan DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA).
Pada Mei 1950, DKA berubah nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pemerintah mengganti PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada 1971. PJKA berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) pada 1991. Sejak itu, Perumka menawarkan tiga kelas layanan yaitu eksekutif, bisnis, dan ekonomi.
Selanjutnya, Perumka menjadi perseroan terbatas dan berubah menjadi PT Kereta Api (PT KA) pada 1998. Dan sejak 11 Mei 2010, terjadi pengganti nama menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
Profil PT KAI
Pada 2015, KAI ditunjuk oleh pemerintah sebagai operator sarana dan prasarana serta penyedia AFC LRT Jabodebek yang beroperasi tanpa masinis. Pemerintah kembali menunjuk PT KAI sebagai pimpinan konsorsium BUMN untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kereta cepat ini mampu menempuh jarak 142,3 km hanya dalam waktu 36 menit untuk perjalanan langsung.
KAI meluncurkan Kereta Panoramic pertama di Tanah Air pada akhir 2022. Kereta ini memungkinkan penumpang untuk menyaksikan pemandangan di sepanjang perjalanan. Kereta Panoramic mempunyai jendela berdimensi besar di kedua sisinya dan atap kaca memanjang dari depan ke hingga belakang yang bisa dibuka tutup secara otomatis.
Berdasarkan data Company Profile KAI 2023, panjang rel di Indonesia saat ini mencapai 6.081 km dengan 596 stasiun yang aktif. Jumlah kereta yang dimiliki KAI sebanyak 1.692 dengan 467 lokomotif.
Wilayah operasi PT KAI kini meliputi Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk wilayah kerja di Jawa terdapat sembilan Daerah Operasional (Daop). Sementara di Sumatera terbagi menjadi empat Divisi Regional (Divre) dan satu sub Divre.
PT KAI saat ini memiliki delapan anak perusahaan dan joint venture, yaitu KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (2019).
Berikut visi dan misi PT KAI dalam menjadi perusahaan perkeretaapian di Tanah Air:
Visi
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.
Misi
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
Jajaran Komisaris dan Direksi PT KAI
PT KAI dipimpin oleh sederet dewan komisaris dan direksi. Berikut nama-nama dan jabatannya:
1. Komisaris
- Komisaris Utama/Komisaris Independen: Said Aqil Siroj
- Komisaris Independen: Rochadi
- Komisaris Independen: Endang Tirtana
- Komisaris Independen: Johan Sirait
- Komisaris: Elen Setiadi
- Komisaris: Diah Natalisa
- Komisaris: Chairul Anwar
- Komisaris: Sri Paduka Mangkoenagoro X
- Komisaris: Mohamad Risal Wasal.
2. Direksi
- Direktur Utama: Didiek Hartantyo
- Direktur Niaga: Hadis Surya Palapa
- Direktur Operasi: Awan Hermawan Purwadinata
- Direktur Pengelolaan Prasarana: Heru Kuswanto
- Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana: John Robertho
- Direktur Keselamatan dan Keamanan: Dadan Rudiansyah
- Direktur SDM dan Umum: Rosma Handayani
- Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan: Rudi As Aturridha
- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Salusra Wijaya.
Nah, itu tadi sejarah, profil, hingga jajaran komisaris dan direksi PT KAI. Profil PT KAI ini tentu bisa memperluas wawasan kamu terkait salah satu BUMN terbesar di Indonesia ini.
(row/row)