Ukraina Gagal Bayar Utang Rp 11,7 T

Ukraina Gagal Bayar Utang Rp 11,7 T

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 15 Agu 2024 10:20 WIB
In this handout photo provided by the Ukrainian Presidential Press Office, Ukrainian President Volodymyr Zelenskyy speaks during a news conference in Kyiv, Ukraine, Friday, Jan. 28, 2022. High-stakes diplomacy continued on Friday in a bid to avert a war in Eastern Europe. The urgent efforts come as 100,000 Russian troops are massed near Ukraines border and the Biden administration worries that Russian President Vladimir Putin will mount some sort of invasion within weeks. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky/Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP
Jakarta -

Lembaga pemeringkat kredit asal Amerika Serikat (AS), Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Ukraina menjadi restricted default (RD). Penurunan peringkat tersebut dikarenakan Ukraina tidak bisa membayar utang jatuh tempo sebesar US$ 750 juta atau senilai Rp 11,7 triliun (kurs Rp 15.690).

Keputusan tersebut menyusul berakhirnya masa tenggang sepuluh hari pembayaran kupon Eurobond 2026 yang jatuh tempo pada 1 Agustus 2024. Selain itu, parlemen Ukraina juga telah menyetujui aturan terkait penangguhan pembayaran utang luar negeri pada 18 Juli lalu.

"Pada tanggal 18 Juli, parlemen Ukraina menyetujui undang-undang yang memungkinkan pemerintah untuk menangguhkan sementara pembayaran utang luar negeri negara dan yang dijamin negara hingga perjanjian restrukturisasi dengan kreditor utang luar negeri selesai," katanya dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu, Kamis (15/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringkat RD Fitch mengindikasikan bahwa negara telah mengalami gagal bayar utang atau pertukaran utang bermasalah pada obligasi, pinjaman atau kewajiban keuangan material lainnya.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat S&P Global menurunkan peringkat kredit Ukraina menjadi 'gagal bayar selektif' setelah negara yang dilanda perang itu gagal membayar obligasi internasional.

ADVERTISEMENT

S&P mengatakan kecil kemungkinan pembayaran itu dilakukan mengingat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menandatangani undang-undang yang menangguhkan sementara pembayaran kewajiban utang luar negeri selama dua bulan mulai 1 Agustus 2024. Hal itu lantaran Ukraina sedang berusaha mencapai kesepakatan restrukturisasi dengan kreditur internasional untuk menghindari gagal bayar.

(ara/ara)

Hide Ads