Pasokan Batubara Seret, PLN Tambah Pemakaian BBM

Pasokan Batubara Seret, PLN Tambah Pemakaian BBM

- detikFinance
Minggu, 11 Mar 2007 19:25 WIB
Jakarta - Seretnya pasokan batubara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap dan Tanjung Jati B membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memaksimalkan kerja lima pembangkit yang menggunakan BBM. Konsekuensinya biaya produksi dan alokasi BBM PLN pun membengkak.Hal ini disebabkan kapal pengangkut batubara dari Kalimantan tidak bisa merapat ke Pulau Jawa karena ketinggian gelombang laut mencapau 4 meter. Akibatnya dua pembangkit besar yang mengaliri sistem interkoneksi Jawa-Bali itu hanya sanggup memenuhi pasokan listrik separuh dari kapasitas produksinya."PLTU Tanjung Jati B dan Cilacap tidak bisa beroperasi maksimal karena pasokan batubara terhambat faktor cuaca, sehingga tidak bisa merapat karena gelombang tinggi," keluh Direktur Utama PT PLN Eddie Widiono dalam perbincangannya dengan detikcom, Minggu (11/3/2007).Menurut Eddie, perharinya PLTU Tanjung Jati B membutuhkan 12.000 ton batubara untuk mengoperasikan 2 pembangkitnya yang masing-masing berkapasitas 660 megawatt. Tapi saat ini hanya bisa mengalirkan 330 ribu MW.Sedangkan PLTU Cilacap yang biasanya membutuhkan 4.000 ton batubara dengan mengalirkan 600 MW, kini hanya bisa mengalirkan 300 MW."Kekurangan pasokan batubara akan menyebabkan kita menggunakan minyak, tapi biaya akan naik. Selain itu alokasi BBM PLN setahun hanya 9 juta kilo liter," ungkap pria berkacamata ini yang mengaku tengah merinci kenaikan biaya itu.Eddie lantas menjelaskan mengenai masalah pasokan BBM. "PLN tidak terlalu mengkhawatirkan, mengingat sudah ada kontrak dengan Pertamina," tambah dia.Dirinya menjamin apabila ada saling pengertian di antara semua pihak, maka tidak akan terjadi byar pet."Kekurangan pasokan listrik ditutup oleh dioperasikannya secara maksimal pembangkit-pembangkit minyak, namun stok yang ada menipis," ungkap Eddie.Sementara itu dihubungi secara terpisah, Manajer Umum Pusat Pengatur dan Penyaluran Beban (P3B) PT PLN Muljo Adji menyatakan lima pembangkit itu beberapa diantaranya tidak dioperasikan. Tapi terpaksa digunakan kembali karena darurat.Lima pembangkit itu ialah PLTGU Gresik dengan stok BBM sampai 7 hari, PLTGU Grati Pasuruan dengan stok sampai 6 hari, PLTGU Muara Tawar Bekasi dengan stok BBM 6 hari, PLTGU Tambak Lorog Semarang dengan stok 4 hari, dan PLTGU Tanjung Priok. Sehingga total tambahan pasokan listrik 6500 MW."Kuncinya cuaca minggu depan diharapkan sudah normal. Mengingat alokasi 9 juta kilo liter pada saat cuaca Januari-Februari yang buruk, kita sudah menggunakan dua kali lipat dari alokasi pada bulan itu yang tertuang dalam RKAP, dikhawatirkan alokasi itu tak cukup untuk setahun," ujar Muljo.Muljo menambahkan minggu depan pihaknya baru akan menghitung berapa tambahan alokasi BBM yang dibutuhkan PLN agar dapat terus mengalirkan listrik tanpa byar pet. (arn/nvt)

Hide Ads