Canda Airlangga ke Sri Mulyani Saat Rilis Buku, Sebut Kode Keras Jadi Menteri Lagi

Canda Airlangga ke Sri Mulyani Saat Rilis Buku, Sebut Kode Keras Jadi Menteri Lagi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 21 Sep 2024 17:16 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani, dan tim Prabowo menggelar konpers terkait kondisi fundamental ekonomi terkini serta RAPBN 2025.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri Mulyani/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meluncurkan buku authorized biografi berjudul 'No Limits, Reformasi Dengan Hati' pada Jumat (20/9) malam. Buku ini menceritakan perjalanan Sri Mulyani, termasuk bagaimana dirinya melakukan reformasi di Kementerian Keuangan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjadi salah satu tamu yang hadir pada malam itu. Kepada awak media, Airlangga sempat berkelakar tentang buku tersebut, seolah menjadi sinyal bahwa Sri Mulyani akan kembali melanjutkan posisinya sebagai menteri di kabinet mendatang.

Airlangga menganggap bahwa buku ini merupakan sebuah kode keras dari Sri Mulyani. Apalagi, dengan melihat frasa no limit yang artinya tanpa batas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihat buku ini sebagai kode keras, karena there is no limit. Even sky is not a limit," kata Airlangga dalam acara peluncuran buku tersebut, di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, ditulis Sabtu (21/9/2024).

"Artinya kalau tadi kita bicara fase satu (menteri) dengan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Fase dua (menteri) dengan Pak Joko Widodo (Jokowi). Apakah ini persiapan fase tiga?" sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Airlangga, Sri Mulyani merupakan sosok menteri yang telah beberapa kali melewati masa-masa krisis RI. Salah satunya, saat krisis keuangan global pada 2008-2009. Pada kala itu, Airlangga belum masuk ke pemerintahan dan masih menduduki posisi sebagai Ketua Asosiasi Emiten.

Pada kala itu, menurutnya pemerintah bersama dengan para pengusaha bekerja sama dalam melewati krisis melalui berbagai upaya. Salah satunya dengan penutupan bursa.

Kerja sama antara keduanya pun kembali terjalin saat dunia menghadapi Pandemi Covid-19. Saat itu, Airlangga telah masuk ke pemerintahan. Ia pun bercerita, waktu itu Indonesia menjadi salah satu negara yang pertama yang mengimpor vaksin
AstraZeneca untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Perjalanan memang panjang, perjalanan unprecedented dan kita berada dalam perang lawan musuh yang tidak keliatan. Namun saya bangga karena kita kompak sampai ke G20 Sampai dengan hari ini Kita sama-sama menjaga perekonomian Indonesia," ujar dia.

(shc/ara)

Hide Ads