Kelapa menjadi raksasa komoditas yang 'tertidur' karena tata niaga dan pengelolaannya masih kurang. Padahal, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan hilirisasi dari kelapa potensinya sangat banyak.
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Leonardo A.A Teguh Sambodo, mengatakan semua bagian dari kelapa dapat dimanfaatkan, menjadi susu, bahan pakaian pertahanan, furniture hingga bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan atau biofuel.
Untuk susu dari kelapa itu, Teguh mengatakan telah diterapkan oleh China. Itu sebabnya permintaan kelapa bulat dari China cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China ini permintaan susu kelapanya sangat tinggi. Ini timbul di China karena (sebelumnya) di China itu ada ketakutan waktu COVID-19 dengan konsumsi susu dari hewan, sehingga kemudian mereka beralih ke susu dari kelapa. Dan ini satu momentum yang perlu direspons," kata dia dalam media briefing di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2024).
Selain itu, kelapa yang diproduksi menjadi nata de coco ternyata dapat dieksplorasi sebagai bahan untuk membuat material anti peluru pada pakaian pertahanan.
"Air (kelapa) ini bisa jadi macam-macam. Nata de coco ini bisa menjadi macam-macam termasuk menjadi rompi anti peluru," tuturnya.
Kemudian dari daging kelapa juga tidak hanya diproduksi menjadi santan semata. Selain menjadi susu, santan juga dapat diproduksi menjadi bahan makanan bayi.
"Bisa menjadi medium chain triglyceride, yang di mana ini adalah satu bagian dari minyak yang sebenarnya sehat untuk dikonsumsi. Bahkan katanya bisa menggantikan ASI, air susu ibu. Ini nanti penelitian lebih lanjut," ungkapnya.
Lebih lanjut kelapa juga dapat bermanfaat sebagai bahan bangunan, funitur, hingga bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan atau biofuel. Teguh mengatakan salah satu contohnya adalah proyek bioavtur dari minyak kelapa di Sumatera Selatan.
"Di Indonesia sendiri mungkin, saya juga melihat ada pemberitaan ada bioavtur yang sekarang sedang investasi dimulai di Sumatera Selatan, bekerja sama dengan Jepang," pungkasnya.
(ada/rrd)