Sederet PR Besar Prabowo yang Ingin Ekonomi RI Melesat 8%

Sederet PR Besar Prabowo yang Ingin Ekonomi RI Melesat 8%

Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 28 Sep 2024 08:58 WIB
Prabowo Subianto di forum Shangri-La Dialogue 2024 di Singapura. (Dok. akun instagram Prabowo)
Prabowo Subianto - Foto: Prabowo Subianto di forum Shangri-La Dialogue 2024 di Singapura. (Dok. akun instagram Prabowo)
Jakarta -

Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% di bawah kepemimpinannya. Tentunya ada berbagai pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan untuk mencapai itu.

Tim Ekonom Perbanas dan Chief Economist Bank Central Asia, David Sumual mengatakan perlu sinergi bersama dan pembuatan blueprint terperinci sebagai landasan membuat kebijakan agar bisa mencapai angka tersebut. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi 8% diyakini tidak akan dicapai pada 2025.

"PR kita supaya (ekonomi) bisa bertumbuh tinggi. Target pemerintah berikutnya kan bahkan sampai 8%, tentu saya yakin tidak akan tercapai di 2025, tapi pelan-pelan mudah-mudahan dengan sinergi bersama, kita bisa naik pelan-pelan ke arah 8%, (mulai dari) 5,5%, 6% dan seterusnya," kata David dalam sebuah diskusi di Hotel Mulia Jakarta, Jumat (27/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tentu perlu sinergi, pemerintah perlu blueprint bagaimana step-stepnya bisa mencapai angka tersebut," tambahnya.

David menyebut Indonesia perlu investasi dari luar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Target tersebut tidak mungkin tercapai jika hanya mengandalkan domestic saving atau tabungan domestik.

ADVERTISEMENT

Hitung-hitungan David, kalau mau sampai pertumbuhan ekonomi 8% perlu investasi hingga US$ 650 miliar.

"Sekarang baru sekitar US$ 120 (miliar), jadi perlu empat kali lipat paling enggak kalau ke 8%. Kalau hanya ke 6% mungkin ya US$ 250-300 miliar investasi yang masuk itu sudah cukup," ucapnya.

PR lain untuk mendorong ekonomi Indonesia tumbuh 8% yakni perbaikan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang cukup tinggi. Hal itu menandakan perekonomian Indonesia terbilang 'boros' dan tidak efisien lantaran tingginya biaya investasi di dalam negeri.

"ICOR kita masih tinggi, dibandingkan negara-negara tetangga itu 3-4%, kita sekitaran 5,6. Jadi selisihnya sekitar 20-30% dengan negara emerging market lain," imbuhnya.

Prabowo soal Ekonomi 8%

Sebelumnya dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyampaikan sikap optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8% dalam lima tahun ke depan. Bahkan ia mengaku telah melakukan taruhan dengan beberapa menteri negara lain.

"Kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimis kita bisa mencapai 8% (pertumbuhan ekonomi)," kata Prabowo dalam acara Peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0, di Hotel St Regis, Jakarta, Kamis (18/7/2024).

"Saya taruhan dengan beberapa menteri dari sebuah negara tetangga, saya tak sebut negara mana, banyak wartawan. Ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama saya 'your excellency, if you can achieve 8% growth, once, sekali saja dalam 5 tahun yang akan datang' mereka akan membelikan makan malam untuk saya. Saya bilang 'your own', kalau kita mencapai 8%, Anda harus belikan saya makan malam. Ya kita nanti lihat saja," tambahnya.

(aid/kil)

Hide Ads