PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Pertamina International Shipping (PIS) untuk pengangkutan kargo paraxylene dan ropylene. Melalui kerja sama ini, PIS kembali menambahkan portofolio bisnis yang ada dan diharapkan dapat memenuhi permintaan Paraxylene dan Propylene yang terus berkembang di pasar domestik maupun internasional.
Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Direktur Optimasi Feedstock & Produk KPI, Sani Dinar Saifuddin dan Direktur Gas, Petrokimia, & Bisnis Baru PIS Arief Sukmara di Bandung pada Senin (30/9). Melalui kemitraan ini, PIS dipercaya mengangkut muatan dari kilang pengolahan KPI seperti di Pelabuhan Cilacap dan Balongan menuju fasilitas penyimpanan seperti Gresik atau fasilitas lain di Indonesia.
"Kapabilitas PIS dalam dunia logistik maritim telah diakui secara internasional berkat kualitas armada dan standar keamanan tinggi yang telah diterapkan. Kami yakin dengan kapabilitas ini, KPI dan PIS dapat menjangkau lebih banyak konsumen, serta memenuhi kebutuhan petrokimia untuk industri nasional secara lebih efektif dengan biaya yang lebih terjangkau," ucap Sani Dinar dalam keterangan tertulis, Kamis (3/10/2024).
Sementara itu, Arief Sukmara menekankan pentingnya kerja sama tersebut dalam memenuhi permintaan pasar domestik terhadap produk petrokimia.
"Kami turut bangga terhadap kerja sama antara PIS dan KPI yang melambangkan sinergitas antara entitas Grup Pertamina. Kerja sama ini juga memungkinkan kedua belah pihak untuk mengembangkan bisnis petrokimia dengan memenuhi permintaan konsumen dalam negeri," ujarnya
Arief mengaku bangga pihaknya dapat berkolaborasi dengan KPI dalam upaya mengembangkan bisnis petrokimia secara agresif.
"Kami optimistis melihat kolaborasi ini. PIS berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang lebih baik lagi tentunya kepada konsumen strategis kami, terutama KPI," tambah Arief.
Sebagai informasi, paraxylene dan propylene merupakan bahan olahan kimia yang berasal dari minyak mentah. Keduanya adalah bahan baku vital dalam berbagai proses industri yang kemudian dapat diolah menjadi berbagai produk industri, seperti plastik PET, obat-obatan, komponen otomotif, produk elektronik, hingga kosmetik.
Peran vital Paraxylene dan Propylene dalam berbagai produk industri membuat tren permintaan pasar terhadap keduanya terus meningkat, terutama di Indonesia yang saat ini tengah berfokus pada pengembangan kapasitas industri.
Adapun volume pengangkutan kargo berada di kisaran 5.000 Metric Ton untuk Paraxylene dan 1.567,5 Metric Ton untuk Propylene dengan frekuensi pengangkutan sekitar 3-7 shipment setiap bulannya. Pengangkutan kargo tersebut akan sepenuhnya mengoptimalkan armada milik PIS yang secara khusus dikonfigurasi untuk mengangkut kargo petrokimia dengan aman dan sesuai standar internasional yang berlaku.
"Peran penting keduanya sebagai bahan baku industri membuat tren permintaan pasar terus meningkat. Kami berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik terhadap dua produk petrokimia tersebut dengan menawarkan solusi pengiriman yang aman dan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau," tutup Arief.
(akn/ega)