Segini Pengeluaran Kelas Menengah yang Banyak Turun Kasta

Segini Pengeluaran Kelas Menengah yang Banyak Turun Kasta

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 05 Okt 2024 17:30 WIB
Bantuan langsung tunai (BLT) akan diberikan kepada pegawai dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Seperti apa rinciannya?
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Jumlah kelas menengah mengalami penurunan sejak 2019. Penurunan ini disebut akibat semakin tingginya biaya hidup kelas tersebut. Berapa pengeluaran kelas menengah?

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pengeluaran kelas menengah itu di antara Rp 2 juta sampai Rp 9,9 juta per bulan.

"Jadinya kalau misalnya katakanlah satu keluarga ada empat orang ya kali orang, berarti ada yang katakan Rp 8 juta ya minimal kalau empat anggota keluarga. Berarti Rp 30 sampai 40 juta itu kelas menengah," kata dia kepada detikcom, Sabtu (5/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dalam catatan BPS, pengeluaran kelas menengah lebih banyak dekat dengan batas bawahnya alias di level Rp 2 jutaan per bulan.

Dengan begitu, BPS mengindikasikan kelompok kelas menengah akan lebih sulit melompat ke atas karena rentan jatuh. Bahkan dikhawatirkan bisa turun ke level menuju kelas menengah dan rentan miskin.

ADVERTISEMENT

Pengeluaran masyarakat level menuju kelas menengah di antara Rp 874 ribu sampai Rp 2 jutaan sebulan. Sementara masyarakat kelas rentan miskin Rp 582 ribu sampai Rp 874 ribu sebulan.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan penurunan kelas menengah ini terjadi karena sulitnya mendapatkan pekerjaan meski telah lulus di perguruan tinggi. Ditambah lagi beban pengeluaran kelas menengah juga banyak dan meningkat.

"Indeks Mobilitas Sosial Global tahun 2020 mencatat Indonesia berada di urutan ke-67 dari 82 negara atau kategori sulit bergerak ke atas. Mau pendidikan tinggi di Indonesia juga susah dapat kerja, banyak pengangguran terdidik. Tidak benar bahwa pendidikan akan membuat kita jadi orang kaya. Itu fakta di Indonesia," ungkap dia.

Bukti kesejahteraan kelas menengah menurun ini terlihat dari data BPS yang menyebutkan terkoreksinya pengeluaran untuk hiburan, kendaraan, barang tahan lama, pakaian dan kesehatan.

Di sisi lain, kelas menengah juga menghadapi pengeluaran yang banyak untuk pajak, barang/jasa, perumahan, pendidikan dan makanan. Bhima menjelaskan, tingginya pengeluaran tersebut membuat pendapatan untuk pribadi ikut menurun.

"Penurunan pendapatan pribadi, karena kenaikan biaya pendidikan khususnya perguruan tinggi, hingga biaya sewa rumah dan cicilan kendaraan bermotor," terangnya.

Dalam data BPS, mayoritas pekerjaan kelas menengah adalah pekerjaan formal yang dikategorikan seperti buruh, karyawan atau pegawai.

Pada 2024 persentase pekerja formal kelas menengah sangat besar yakni 53,76%. Kemudian pada kelompok menuju kelas menengah 42,95%, rentan miskin 35,08% dan miskin 28,79%.

(ada/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads