Jaringan Apotek Raksasa Ini Tutup 1.200 Gerai, Pertanda Apa?

Jaringan Apotek Raksasa Ini Tutup 1.200 Gerai, Pertanda Apa?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 16 Okt 2024 11:47 WIB
ilustrasi obat resep dokter/apotek
Ilustrasi Apotek/Foto: Getty Images/Caiaimage/Agnieszka Wozniak
Jakarta -

Jaringan apotek besar asal Amerika Serikat, Walgreens, mengumumkan akan menutup sekitar 1.200 gerai. Mereka kalah saing dengan penjualan obat secara online. Rencananya penutupan gerai ini akan dilakukan secara bertahap hingga 2027 mendatang.

Sehingga secara keseluruhan Walgreens menutup sekitar satu per tujuh dari total gerai apotek yang mereka miliki. Direncanakan perusahaan akan menutup sekitar 500 gerai sepanjang 2025 nanti.

Melansir dari CNN, Rabu (16/10/2024), total gerai apotek yang ditutup ini mengalami kenaikan sangat besar dibandingkan rencana awal perusahaan yang diumumkan perusahaan pada Juni lalu. Di mana saat itu Walgreens baru berencana untuk menutup sekitar 300 gerai mereka yang memiliki kinerja buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat itu, perusahaan tersebut mengatakan sekitar seperempat toko Walgreens tidak menguntungkan, dan jaringan tersebut menjanjikan perubahan (operasional) yang akan segera dilakukan," tulis CNN dalam laporannya.

Sebelumnya lagi pada Mei 2024 lalu, Walgreens juga sempat memangkas harga lebih untuk lebih dari 1.000 item yang mereka jual. Langkah ini dilakukan perusahaan guna mengikuti para pesaing dalam upaya untuk memikat kembali pembeli.

ADVERTISEMENT

Namun langkah ini terlihat juga tak begitu membuahkan hasil mengingat bagaimana perusahaan masih harus melakukan pemangkasan jumlah gerai yang dimiliki. Bahkan dalam laporan keuangan terakhir mereka, Walgreens melaporkan kerugian hingga US$ 3 miliar atau Rp 46,62 triliun (kurs Rp 15.541/dolar AS).

Di luar itu, penutupan gerai ini terjadi di tengah meredupnya bisnis jaringan toko obat di AS. Sebab jaringan apotek besar lainnya, termasuk CVS dan Rite Aid, yang turut berjuang dalam beberapa tahun terakhir karena laba yang terus menurun.

Perusahaan-perusahaan jaringan apotek ini mengalami penurunan karena tingkat penggantian biaya yang lebih rendah untuk obat resep dan persaingan baru dari e-commerce seperti Amazon.

Awal bulan ini, CVS mengumumkan akan memangkas sekitar 2.900 pekerja sebagai bagian dari inisiatif penghematan biaya senilai US$ 2 miliar (Rp 31,08 triliun). Parahnya ini bukanlah PHK massal pertama yang dilakukan perusahaan mengingat tahun lalu CVS sudah memangkas sekitar 5.000 pekerja.

Simak juga Video 'Tak Melulu Jual Obat, Ini Wajah Baru Kimia Farma':

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)

Hide Ads