Begini Rencana Prabowo soal Hilirisasi, Ada Kelapa-Rumput Laut

Begini Rencana Prabowo soal Hilirisasi, Ada Kelapa-Rumput Laut

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 16 Okt 2024 16:42 WIB
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti di acara Seminar Nasional di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2024).
Foto: Retno Ayuningrum/detik.com
Jakarta -

Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana hilirisasi di berbagai sektor. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) telah mencanangkan hilirisasi di beberapa sektor dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan ada beberapa sektor pioritas yang akan masuk ke hilirisasi dalam lima tahun ke depan. Bukan hanya hilirisasi tambang, tapi juga sektor agroindustri dan kelautan.

Dia menjelaskan hilirisasi ke depan akan berbasis sumber daya alam. Menurutnya, Indonesia mempunyai sumber daya alam yang potensial untuk menjadi nilai tambah. Dengan menaikkan nilai tambah, dia bilang produk-produk Indonesia dapat mempunyai daya saing di pasar global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk hilirisasi ini, yang akan kita dorong adalah tiga, sawit, kelapa, sagu. Jadi, sawit kita sudah tahu, tetapi kita harapkan ke depan bukan lagi kita eksportir ke CPO, tetapi eksportir ke produk turunan dari sawit," kata Amalia dalam acara Seminar Nasional di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2024).

Kemudian, dia menambahkan produk kelapa juga akan masuk ke hilirisasi. Dia bilang Indonesia sempat menjadi produsen pertama kelapa di dunia. Namun, saat ini digantikan oleh Filipina. Padahal Indonesia merupakan negara yang dilintasi garis khatulistiwa sehingga lebih potensial dibandingkan negara-negara lain.

ADVERTISEMENT

Hal ini dapat dilihat juga ekspor buah-buahan terbesar Indonesia, yakni kelapa. Namun, kelapa yang diekspor masih dalam bentuk butiran.

"Kita tahu sekarang namanya MCT, Medium Chain Triglyceride untuk kesehatan, itu mahal sekali harganya luar biasa di Eropa. Dan kemudian di Jerman saya pernah lihat mengunjungi satu pabrik yang menghasilkan MCT itu pun dia struggling untuk mencari bahan bakunya dari sawit. Padahal dari kelapa itu lebih potensial untuk menghasilkan MCT, harganya luar biasa. Kenapa kita tidak menghasilkan MCT? Kenapa kita harus ekspor butiran kelapa? Nah ini PR-PR kita, itulah salah satu hilirisasi," jelasnya.

Produk yang akan dihilirisasi selanjutnya, yakni rumput laut. Indonesia menjadi produsen rumput laut terbesar dunia setelah China. Sayangnya, rumput laut yang diekspor juga masih dalam bahan mentah.

Padahal apabila rumput laut diolah dapat menghasilkan berbagai macam produk, seperti bioplastik, lapisan kemasan yang biodegradable, snack, hingga bahan-bahan farmasi.

"Artinya rumput laut kalau diolah di Indonesia bisa menghasilkan penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi. Itu yang mengenai hilirisasi. Jadi, lima tahun ke depan kita akan mendorong produk hilirisasi agro tambang dan laut dengan komoditas-komoditas terfokus," jelasnya.

Simak: Jokowi Yakin Pemerintah Prabowo Lanjutkan Hilirisasi Mineral

[Gambas:Video 20detik]




(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads