Mentan Dipanggil Prabowo, Minta RI Segera Swasembada Pangan

Mentan Dipanggil Prabowo, Minta RI Segera Swasembada Pangan

Herdi Alif Al Hikam, Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 23 Okt 2024 15:33 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman/Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Jakarta -

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap isi rapat dengan Presiden Prabowo Subianto untuk mengejar target swasembada pangan. Amran mengatakan dalam rapat 1,5 jam, dibahas bagaimana cara mengejar swasembada pangan dalam waktu cepat dan singkat.

"Baru saja dipanggil pak presiden. Kami bertemu 1,5 jam diskusi masalah pangan. Kata kuncinya adalah bagaimana mencapai swasembada pangan dalam waktu secepatnya, sesingkat-singkatnya. Beliau tanya langkah operasional," kata Amran di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2024).

Amran mengatakan ada dua cara untuk menggenjot produksi dalam negeri menuju swasembada pangan, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi. Dia menerangkan untuk intensifikasi adalah bagaimana memitigasi risiko dari cuaca ekstrem dari El Nino dan La Nina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitigasi itu yakni dengan program pompanisasi untuk mengatasi kekeringan pada lahan pertanian yang bergantung pasokan air pada hujan. Dengan begitu, Amran meyakini produksi pertanian akan meningkat bahkan klaim bisa naik tiga kali lipat.

"Pompanisasi daerah Jawa di lahan upland. Lahan upland, lahan tadah hujan yang yang biasanya panen satu kali kalau kita lakukan pompanisasi seperti (dari) sungai Bengawan Solo,itu bisa jadi tanam satu kali, bisa menjadi tiga kali, ataupun dua kali. Jadi naik produksinya," terangnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian juga diperlukan benih unggul dan alat mesin pertanian (alsintan). Pihaknya berkomitmen untuk memberikan benih unggul itu secara gratis kepada petani.

Berikutnya dengan ekstensifikasi, yakni diperlukan penambahan lahan sawah dengan cara mencetak dari lahan rawa dan lahan baru. Amran menyebut Indonesia memiliki 10 ribu hektare (ha) lahan rawa mineral yang berpotensi diubah menjadi sawah.

"Kita garap yang lalu 360 ribu hektare. Ke depan kita akan garap kurang lebih 400 ribu hektare tahun berikutnya. Nah lahan rawan ini ekstensifikasinya rendah hanya 2 ton, 3 ton per musim. Kita kasih benuh unggul yang produksinya bisa 5-6 ton," ungkapnya.

Untuk cetak sawah baru, Amran mengatakan ada sejumlah wilayah yang memiliki lahan untuk digarap menjadi sawah baru. Seperti di Merauke 1 juta ha, Kalimantan Tengah 450 ribu ha, Kalimantan Selatan 200 ribu-300 ribu ha, Sulawesi Selatan 200 ribu-300 ribu ha, hingga Jambi, Aceh, dan Kalimantan Barat.

"Itu lah langkah operasional yang dilakukan untuk mencapai tindak lanjut gagasan besar pak presiden Prabowo Subianto untuk sektor pertanian dan pangan," pungkasnya.

(ada/ara)

Hide Ads