Pemerintah ingin menggenjot ekspor komoditas perikanan ke Uni Eropa. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggap pasar perikanan negara tersebut cukup besar.
Namun, Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Ishartini mengatakan ekspor produk perikanan Indonesia masih kecil jumlahnya ke Uni Eropa.
"Indonesia baru peringkat ke 20 produknya bisa masuk ke Uni Eropa. Dengan pangsa masih 1%. Tentu ini yang harus digenjot," kata dia dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun produk perikanan Indonesia yang dinilai berpotensi besar ke pasar Uni Eropa yakni tuna, cakalang, udang, cumi, hingga gurita.
"Memang tuna, cakalang yang paling besar 30%, kemudian cumi, gurita, udang, kepiting. Ini komoditas utama yang masuk ke Uni Eropa dari Indonesia, angkanya US$ 335,27 juta (angka 2023 turun 11,2% dari 2022), volumenya 55,88 ribu ton (turun 5,6% dari 2022)," ungkapnya.
Masih kecilnya ekspor perikanan ke Uni Eropa disebabkan oleh berbagai hambatan mulai dari tarif dan non tarif. Ekspor perikanan ke Uni Eropa dikenakan tarif cukup besar yakni 20%.
"Ini teman-teman yang menangani terus melakukan komunikasi, diskusi-diskusi dalam working group, dalam CEP, untuk bisa mengupayakan tarif, penurunan tarif ke Uni Eropa," jelasnya.
Sementara tantangan non tarif berkaitan dengan syarat mutu komoditas perikanan masuk ke Uni Eropa, seperti pengolahan, sustainable fisheries, fisheries management, hingga syarat bagaimana ikan ditangkap menggunakan alat yang tidak merusak ekosistem kelautan.
"Itu ada persyaratan-persyaratan yang dipakai di tiap-tiap negara, termasuk persyaratan mengenai mutu ini. Perlengkapan persyaratan mutu ini apa saja, ada kimia, ada fisik, itu ada di setiap negara. Itu yang menjadi tantangan," terangnya.
Saat ini ada 176 perusahaan yang bisa ekspor produk perikanan ke Uni Eropa. Jumlah itu stagnan sejak 2017. Padahal sebelumnya jumlah perusahaan yang bisa ekspor sempat mencapai lebih dari 200 perusahaan.
Tidak bertambahnya perusahaan yang bisa ekspor perikanan ke Uni Eropa ini karena masalah pemenuhan syarat dari UE. Meski begitu, Ishartini mengatakan ada 33 perusahaan yang mengantre untuk bisa mengekspor komoditas perikanan ke UE.
"Step berikutnya adalah bagaimana kita menunjukkan kepada mereka bahwa kita bisa melakukan penjaminan mutu ini dengan baik dan dengan mudah. Semua regulasi yang diterbitkan oleh Eropa bisa kita ikuti. Target kita ini sekarang sudah mengantre sekitar 33 perusahaan baru yang ingin mengusulkan," tutupnya.
Simak Video: Cuan 'Maut' Ekspor Ikan Hias Laut