Skema Baru Subsidi Energi Lagi Digodok, Diubah Jadi BLT?

Skema Baru Subsidi Energi Lagi Digodok, Diubah Jadi BLT?

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 01 Nov 2024 13:51 WIB
Pertamina, Shell, BP dan Vivo kompak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).  per 1 Oktober 2024. Harga baru berlaku pada 1 Oktober 2024.
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menggodok skema subsidi baru untuk bahan bakar minyak (BBM) hingga listrik. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya tengah menggodok terutama terkait data hingga opsi untuk kebijakan tersebut.

Adanya perubahan kebijakan subsidi ini juga telah dibahas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan jajarannya. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ditunjuk langsung oleh Prabowo menjadi ketua tim khusus pembahas subsidi.

"Ini masih dirapatkan. Pak Menteri kan akan melaporkan ke Pak Presiden, saya di bawahnya harus siapin opsi, pembahasan data terutama, data dari mana. Itu akan saya lakukan hari ini," kata Dadan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadan juga akan mempersiapkan data siapa saja penerima dari subsidi ke depan. Untuk mendukung persiapan data, Kementerian ESDM akan melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kita akan undang BPS, data secara nasional kan BPS," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Pihaknya memastikan juga akan menggodok persyaratan dari kebijakan subsidi baru tersebut. Ia pun mencontohkan bagaimana menentukan syarat dari skema subsidi listrik.

"(Hasilnya) kita sampaikan ke Pak Menteri, Pak Menteri ke Pak Presiden, kalau rumah tangga ini, segini kWh-nya, siapa yang akan dapat, tidak dapat, itu wilayah-wilayahnya nanti diputuskan, kami tim teknis membuat opsi-opsinya," pungkasnya.

Terkait dengan rencana apakah kebijakan subsidi akan diubah menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya telah buka suara. Bahlil menyebut BLT menjadi salah satu opsi pada kebijakan ke depan. Karena keputusannya masih butuh pembahasan berikutnya.

"Ada beberapa formulasi. Salah satu alternatifnya seperti itu. Nanti itu keputusannya akan disampaikan setelah tim ini bekerja, selesai, kami akan lapor kepada bapak presiden," ungkap Bahlil, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

Bahlil sebagai ketua tim khusus pembahas subsidi diminta Prabowo untuk menyusun data-data subsidi sebagai referensi kebijakan Prabowo.

"Selain itu juga kami membahas beberapa langkah-langkah terkait dengan subsidi tepat sasaran, dan ini kita lagi godok. Kebetulan kami sendiri yang ditunjuk sebagai ketua tim dan dalam waktu dekat kita akan melaporkan ke Pak Presiden untuk kemudian jadi materi atau bahan referensi keputusan Presiden," jelasnya.

(ada/eds)

Hide Ads