Posisi Bos Bank Sentral AS Terancam Usai Donald Trump Menang Pilpres

Posisi Bos Bank Sentral AS Terancam Usai Donald Trump Menang Pilpres

Amanda Christabel - detikFinance
Senin, 11 Nov 2024 08:00 WIB
Jerome Powell
Jerome Powell/Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur meski diminta oleh Donald Trump yang menang Pilpres. Powell menepis dugaan jabatannya yang terancam setelah terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS.

Powell menyebut tidak ada wewenang presiden untuk membuat Powell turun dari jabatannya. "Tidak diizinkan secara hukum," kata dikutip dari CNN, Minggu (10/11/2024).

Sekadar informasi, Powell menjabat sebagai Chairman The Fed sejak 2018 menggantikan Janet Yellen yang menjadi Menteri Keuangan di era Presiden Joe Biden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kabar pemecatan Powell, The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan sembari mengingatkan bahwa rencana Trump untuk pemotongan pajak, kebijakan imigrasi, dan tarif impor dapat memberikan tekanan pada inflasi serta meningkatkan pinjaman pemerintah yang bisa membuat prediksi tersebut lebih sulit terwujud.

Powel bilang, masih terlalu dini untuk memastikan agenda pemerintahan baru akan berdampak pada ekonomi AS atau cara The Fed merespons.

ADVERTISEMENT

"Ini masih tahap awal, kami belum tahu apa kebijakannya dan kami belum tahu kapan kebijakan itu akan diterapkan. Dalam jangka pendek, pemilu tidak akan mempengaruhi keputusan kebijakan kami," ujar Powell.

Sebagai informasi, Powell masih akan menjabat sebagai kepala The Fed sampai 2026 setelah dirinya dipilih oleh Trump sebagai Gubernur The Fed pada Februari 2018. Berkaitan dengan ini, Trump di beberapa kesempatan nampak berbeda pandangan dengan Powell, bahkan kerap mengancam akan memecat Powell.

Beberapa nama muncul yang digadang-gadang akan menjadi pengganti Powell, seperti Kevin Warsh seorang pimpinan The Fed pada periode pertama kepemimpinan Trump dan Kevin Hasset yakni mantan kepala ekonom Trump.

Lihat juga video: Netanyahu Ngaku Sudah 3 Kali Bicara dengan Trump Soal Ancaman Iran

[Gambas:Video 20detik]



(kil/kil)

Hide Ads