Kemendag Buka-bukaan Dampak Trump Menang Pilpres AS ke Ekspor RI

Kemendag Buka-bukaan Dampak Trump Menang Pilpres AS ke Ekspor RI

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 19 Nov 2024 10:43 WIB
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Fajarini Puntodewi
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Fajarini Puntodewi/Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap efek kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) terhadap perdagangan Indonesia. Apa saja?

Pada periode pemerintahan baru AS, Trump akan mengenakan pajak jumbo untuk barang yang akan masuk ke AS. Hal inilah yang dikhawatirkan berpengaruh pada ekspor Indonesia.

"Kemenangan Trump ini tentu akan terjadi American First, karena policy beliau itu perlindungan perekonomian dalam negeri. Pada perdagangan sendiri, rencananya akan dilakukan penambahan tarif 10-20% terhadap semua barang yang masuk ke AS," kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Fajarini Puntodewi dalam acara Gambir Trade Talk di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, Trump juga disebut-sebut akan mengenakan tarif jumbo bagi barang China yang akan ekspor ke AS. Tarifnya tak main-main yakni mencapai 60-100%.

Kondisi ini tentu menjadi perhatian pemerintah Indonesia, karena AS dan China merupakan mitra dagang utama Indonesia. Melihat hal tersebut, menurutnya perlu ada strategi khusus dalam menghadapi dampaknya ke depan.

ADVERTISEMENT

"Tentu dengan adanya kebijakan ini, akan berdampak pada perdagangan AS dengan China. Tentunya, di mana kedua negara ini mitra utama perdagangan Indonesia. Tentu langkah-langkah strategis apa untuk menghadapi hal tersebut," jelasnya.

Saat pemerintahan Trump periode I, tren ekspor Indonesia naik dan surplus. Kemudian tren melonjak tajam saat pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

"Tentu kita berharap pada Trump periode kedua ini tentu tidak terlalu banyak terjadi perubahan dalam kinerja ekspor kita," terangnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan untuk menetapkan tarif impor tinggi dari Trump menjadi suatu langkah proteksionisme AS. Meski selama ini sasarannya lebih kepada impor dari China (Republik Rakyat Tiongkok/RRT), tidak menutup kemungkinan langkah ini bisa berimbas ke negara-negara ASEAN.

"Selama ini targetnya adalah AS terhadap RRT, karena RRT surplus. Namun sama seperti Trump periode pertama, US Treasury-nya melihat semua partner dagang AS yang surplus," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2024).

"Jadi mungkin tidak hanya RRT yang kena, ASEAN seperti Vietnam dan beberapa negara lain akan dijadikan poin untuk fokus dan perhatian terhadap pengenaan tarif impor ini," sambungnya.

(ada/ara)

Hide Ads