Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brazil. Impor beras menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan itu.
Prabowo menekankan pentingnya kerja sama di bidang perdagangan, khususnya terkait impor beras dari India. Dia berharap usai pertemuan dengan Modi, India bisa segera menyelesaikan kesepakatan penjualan beras ke Indonesia.
"Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India," tutur Prabowo dalam keterangan resmi Biro Pers Sekretariat Presiden, Selasa (19/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan dengan Modi dilakukan Prabowo pada Senin, 18 November 2024 kemarin di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil.
Dalam catatan detikcom, India sempat melakukan pembatasan perdagangan untuk komoditas beras. Beras dilarang diekspor ke negara manapun.
Namun sejak akhir 2023, pemerintah Indonesia sudah melakukan lobi-lobi untuk bisa meneken komitmen ekspor impor beras dengan India. Disebutkan telah terjadi perubahan kebijakan di mana segala aktivitas ekspor India saat ini dilakukan secara Government to Government (G2G).
India telah membentuk lembaga baru khusus untuk melayani ekspor. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia disebut telah menunjuk Bulog untuk menjadi perwakilan Indonesia.
Masih dalam pemberitaan detikcom, Kadiv Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari menjelaskan, pengadaan impor beras nasional sebesar 3.559.793 ton. Adapun kuota impor tahun ini yang ditugaskan pemerintah sebanyak 3,6 juta ton.
"Pengadaan impor secara nasional sampai 17 November 2024, 3.559.793 ton. Dari total kontrak, yang sudah masuk gudang kita 3.034.785 ton untuk cadangan beras," kata dia dalam rapat inflasi daerah dikutip dari YouTube Kemendagri RI, Senin (18/11).
(acd/acd)