UMP Naik 6,5% Pengaruhi Investasi RI? Rosan Jawab Begini

UMP Naik 6,5% Pengaruhi Investasi RI? Rosan Jawab Begini

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 30 Nov 2024 09:45 WIB
Rosan Roeslani
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5%. Apakah kebijakan itu akan berdampak ke investasi?

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani meyakini kenaikan UMP tidak akan mempengaruhi iklim investasi. Dengan kenaikan UMP, produktivitas pekerja malah harus didorong agar investor yakin dengan dunia usaha di Indonesia.

"Saya meyakini sih itu tidak, karena kembali lagi produktivitas kita juga itu yang harus kita dorong dan kita tingkatkan, apalagi untuk banyak perusahaan-perusahaan yang masuk ke Indonesia," kata dia ditemui di Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, dikutip Sabtu (30/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rosan, jangan sampai dengan kenaikan UMP produktivitas SDM Indonesia tidak memenuhi harapan dari investor. Jadi harapannya, SDM Indonesia dikenal sebagai pekerja yang andal dan bisa digaji tidak hanya berstandar Indonesia tetapi bisa internasional.

"Contohnya manufacturing kan biasanya mereka ada jangka waktu pada saat berinvestasi misalnya bangun pabrik dua tahun gitu. Nah, dalam dua tahun ini kita siapkan sumber daya manusia kita sesuai dengan ekspektasi mereka, sehingga pembayaran yang diterima oleh tenaga kerja kita juga bukan hanya berstandar di Indonesia malah bisa berstandar juga internasional," terangnya.

ADVERTISEMENT

Rosan menyebu,t saat ini memang bukan waktunya lagi upah murah. Dengan kenaikan UMP, produktivitas pekerja juga menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga iklim dunia usaha.

"Memang bukan rezimnya lagi biaya UMR murah, tapi harus berbanding lurus dengan produktivitas yang juga meningkat. Nah, itu justru yang paling penting karena bisa saja kita misalnya bayar murah tapi yang perlu kerja dua orang, tetapi mungkin bayar lebih tinggi tapi produktivitasnya lebih baik hanya cukup satu orang. Jadi, kuncinya justru adalah bagaimana produktivitas," Pungkasnya.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan kenaikan UMP 2025 sebesar 6,5%. Dia menekankan kenaikan UMP 2025 untuk meningkatkan daya beli pekerja sembari memperhatikan daya saing usaha.

Awalnya, Prabowo mengatakan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli sempat mengusulkan kenaikan UMP 6% saja. Namun, setelah bertemu dengan kalangan buruh, dia ingin agar UMP bisa naik jadi 6,5%.

"Setelah membahas juga dan melaksanakan pertemuan-pertemuan dengan pimpinan buruh, kita ambil keputusan untuk menaikkan rata-rata upah minimum nasional pada tahun 2025 sebesar 6,5%," tegas Prabowo saat memberikan keterangan resmi di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat kemarin.

Simak Video: Prabowo Umumkan Upah Minimum 2025 Naik 6,5%

[Gambas:Video 20detik]



(ada/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads