Kadin Anindya Gelar Pra-Rapimnas, Bahas Cara Dongkrak Ekonomi 8%

Kadin Anindya Gelar Pra-Rapimnas, Bahas Cara Dongkrak Ekonomi 8%

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 30 Nov 2024 15:45 WIB
Kadin Anindya Bakrie
Anindya Bakrie/Foto: Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di bawah Anindya Bakrie menggelar acara Forum Anggota Luar Biasa (ALB) Pra-Rapimnas Kadin 2024. Acara ini digelar dalam rangka konsolidasi seluruh sektor usaha dalam mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, penyelenggaraan acara ini tidak hanya untuk membahas pertumbuhan ekonomi 8%, tetapi juga membuat kemiskinan jadi 0% menuju Indonesia Emas 2045.

"Tidaklah mungkin semua itu tercapai kalau misalnya masalah-masalah ini tidak kita, istilahnya taruh di atas meja dan bersama-sama kita coba pecahkan," kata Anindya, di Hotel Mulia, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anindya mengatakan, agenda ini sebagai salah satu upaya bagi Kadin untuk belanja masalah. Sebab, menurutnya saat ini kondisi dunia usaha sedang tidak baik-baik saja, seiring dengan semakin beragamnya tantangan yang dihadapi.

"Saya tidak mengatakan bahwa dunia usaha lagi baik-baik saja, sangat penuh dengan tantangan. Tetapi ya kita ini kan pengusaha, pengusaha harus percaya bahwa apa yang kita lihat di depan ini gelas setengah penuh, bukan setengah kosong," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Anindya pun bercerita, ia sempat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam lawatannya ke beberapa negara. Pada kesempatan itu, ia melihat keseriusan Prabowo dalam menangani dua masalah utama di Indonesia antara lain terkait pengentasan kemiskinan dan menghilangkan kelaparan.

"Apabila dibicarakan dalam forum internasional, suatu yang baru menurut saya karena menandakan keseriusan. Tapi lebih dari itu, apa yang dilakukan untuk mendapatkan investasi dari luar negeri, meningkatkan ekspor Indonesia dengan industri-industri yang bersifat transformatif, itu adalah caranya untuk menuju kemiskinan 0% dan pertumbuhan 8%" ujarnya.

Ia sendiri melihat, ada beberapa program pemerintah yang bisa dimanfaatkan pengusaha untuk turut berpartisipasi ke depannya. Pertama, program makanan bergizi. Menurutnya, program ini salah satu bentuk industrialisasi di bidang agrobisnis dan agrikultur.

Anindya mengatakan, jumlah telur yang dibutuhkan untuk program itu berkisar di 80 juta butir per hari dengan jumlah ayam 8 juta per hari. Ini belum ditambah dengan kebutuhan pengadaannya di sektor lain, serta cakupan program yang besar, menjadikan program ini sangat strategis.

"Ini dalam ke depan sangat penting. Jumlahnya kalau tidak salah Rp 75 triliun akan digelontorkan, mulai dari tahun ini ke depannya akan lebih. Ini bukan jumlah yang sedikit. Jadi ini tolong dicatat bagaimana kita bisa ikut di dalamnya ke depan," kata dia.

Program kedua, ada penghapusan utang UMKM dengan jumlah sekitar 6 juta rekening. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memastikan tidak ada UMKM yang bermasalah dengan perbankan sehingga usahanya bisa dipertahankan. Jangka panjangnya, bagaimana membuat UMKM bisa menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

"Kita harus memastikan penyaluran ini baik dan juga mempunyai nilai tambah atau nilai multiplier yang besar," ujar dia.

Terakhir, ada program 3 juta rumah per tahun. Untuk pembangunan 2 juta rumah di desa pemerintah sudah mengimbau agar tidak ada pengusaha besar yang ikut masuk, sehingga akan membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha daerah semakin terbuka lebar.

"Jadi harus ikut pengusaha-pengusaha daerah dan pemula yang nantinya juga jadi besar. Di sini juga disampaikan bahwa dari setiap proyek perumahan itu ada ratusan tender yang terkait. Jadi teman-teman di ALB (Kadin) dan juga daerah jangan kehilangan kesempatan ini," katanya.

(shc/fdl)

Hide Ads