Luhut Waswas Trump Menang Pilpres

Luhut Waswas Trump Menang Pilpres

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 02 Des 2024 11:10 WIB
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara ASN Talent Academy Explore di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Shafira Cendra Arini/detik.com
Jakarta -

Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) mendatangkan sejumlah kekhawatiran beberapa pihak terkait imbasnya pada perekonomian global. Salah satunya, dikhawatirkan nilai dolar semakin perkasa.

Kekhawatiran ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan, sejumlah kebijakan baru Trump diproyeksikan akan menekan laju perekonomian global.

"Kita melihat lagi dampak masa jabatan Presiden Trump ke-2 ini. PDB (Produk Domestik Bruto) dunia akan lebih rendah dan inflasi global lebih tinggi. Karena kita takut nih dolar tambah kuat, akan kena ke rupiah kita," ujar Luhut, dalam acara ASN Talent Academy Explore di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut mengatakan, dirinya cukup paham dengan pola kepemimpinan Trump. Menurutnya, Trump merupakan orang yang cukup pragmatik, namun apabila berkaitan dengan kepentingannya maka reaksinya akan cukup keras.

"Dan saya lihat Menteri Efisiensinya dia Elon Musk, yang saya kenal baik juga. Itu pasti mereka akan melakukan itu. Dan dia akan cut budget (anggaran negara) dia sampai US$ 2 triliun. Artinya apa? Akan banyak efisiensi di dia," ujarnya

ADVERTISEMENT

Selain itu, menurutnya dalam proses kerja sama maupun bernegosiasi dengan Trump perlu dilakukan dengan berhati-hati. Hal ini berdasarkan pengalamannya saat masih menduduki posisi sebagai menteri di pemerintaha Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

"Kita mesti pintar-pintar bernavigasi. Ada urusan di Amerika, Trump. Trump ini juga kita (main) cantik-cantik. Saya masih ingat bagaimana kami negosiasi itu selama hampir 3 tahun supaya barang kita bisa masuk ke Amerika, ekspor kita. Dan kita sudah sampai sekarang bagus," kata dia.

Meski begitu, menurutnya Indonesia pada saat itu sangat berhati-hati dalam proses negosiasi. Dalam proses tersebut, tujuan utama yang perlu dicapai ialah menghasilkan keseimbangan atau titik equilibrium antara dua pihak.

(shc/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads