Biang Kerok KTM Bangkrut: Penjualan Anjlok-Utang Bengkak

Biang Kerok KTM Bangkrut: Penjualan Anjlok-Utang Bengkak

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 04 Des 2024 15:47 WIB
KTM 200 Duke.
Ilustrasi.Foto: Doc. KTM.
Jakarta -

KTM, ATPM Austria, sedang dalam kondisi terpuruk lantaran beban utang sebesar 2,9 miliar euro atau sekitar Rp 48 triliun. Bahkan jika akhir Februari 2025 KTM tidak memperbaiki keuangan mereka akan berakibat pada dijualnya aset perusahaan untuk memuaskan kreditur.

Mengutip Forbes, keterpurukan keuangan KTM lantaran turunnya penjualan sebanyak 27% dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2023.

Selain itu adanya kontroversi atas penurunan kualitas pembuatan yang dirasakan karena masalah camshaft dan penurunan penjualan secara umum di seluruh industri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, harga saham Pierer Mobility AG telah turun dari 89,60 Euro pada September 2021 menjadi 9,50 Euro pada hari perdagangan terakhir, sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai 345 juta Euro dan utangnya mencapai 1,4 miliar Euro dengan 136 juta Euro lainnya akan jatuh tempo pada tahun 2025.

Akibatnya perusahaan telah memberhentikan hampir 600 pekerja dalam dua gelombang tahun ini. Dan juga dihentikannya produksi oleh perusahaan sembari mencari jalan keluar dari keterpurukan tersebut.

ADVERTISEMENT

Adapun KTM kini tengah memasuki masa restrukturisasi hukum yang disebut dengan administrasi mandiri. Tujuanya ialah untuk mengatur ulang keuangan perusahaan.

"KTM kini telah memasuki "administrasi mandiri," sebuah ukuran pasar Eropa yang memungkinkan upaya 90 hari untuk mengatur ulang dan mengamankan pembiayaan guna melanjutkan operasi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan," kata CEO KTM Stefan Pierer dikutip dari Akun YouTube KTM, Rabu (4/12/2024).

Adapun KTM juga mengupayakan upaya untuk meningkatkan keterlibatan dengan mitra lama Bajaj Auto untuk melakukan investasi, namun belum terwujud seperti yang diharapkan.

KTM juga telah bekerja sama dengan perusahaan minuman energi dan sponsor olahraga ekstrim Red Bull selama bertahun-tahun, namun perusahaan minuman senilai US$ 20 miliar tersebut tampaknya tidak mau berinvestasi atau membeli perusahaan tersebut secara langsung.

(hns/hns)

Hide Ads