Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga menilai kebijakan penurunan harga tiket pesawat sebagai situasi yang unik. Seperti diketahui, pemerintah memutuskan menurunkan harga tiket pesawat 10% selama periode Natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025.
Menurut Arya, harga tiket pesawat di hampir semua negara di dunia pasti naik di musim liburan. Namun, di Indonesia justru sebaliknya.
"Di hampir seluruh dunia, di mana pun kita berada, sekarang nih peak-peak-nya semua penerbangan dan namanya holiday, pasti harga tiket naik. Nggak ada yang nggak naik. Jadi kita ini juga termasuk yang negara agak lain gitu. Berhasil justru menurunkan harga tiket menjadi 10% itu," kata Arya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (6/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arya, turunnya harga tiket pesawat merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan ini juga lahir dari kolaborasi Kementerian BUMN dan berbagai pihak lainnya, seperti Pertamina yang menurunkan harga avtur di 19 bandara.
Sementara itu, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Maya Watono menyampaikan dukungan pihaknya selama periode Nataru, salah satunya pengoperasian 37 bandara selama 24 jam.
"Kami juga mempersiapkan bandara kami, 37 bandara kami akan beroperasi 24 jam. Pengaturan operating hours selama 24 jam ini dimulai selama 18 hari, dari tanggal 19 Desember sampai dengan 5 Januari 2025," sebut Maya.
Pada Nataru tahun ini diprediksi ada kenaikan jumlah penumpang 4,5-5%. Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan dua titik yang terpadat.
"88% traffic ada di Soekarno-Hatta dan Cengkareng, dari 157 juta penumpang, 88% ini di Soekarno-Hatta dan Denpasar. Cengkareng ini meningkat 8,92% dibanding tahun lalu, lalu Denpasar juga akan ada peningkatan sebesar 12% dibanding tahun lalu untuk prognosa selama libur Nataru," tutupnya.
Lihat Video: Hore! Harga Tiket Pesawat Bakal Turun 10% Jelang Nataru