Pengunjung Pasar Tradisional Makin Sepi Sejak Pandemi COVID-19

Pengunjung Pasar Tradisional Makin Sepi Sejak Pandemi COVID-19

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 09 Des 2024 14:42 WIB
Pasar Ciputat
Pasar Ciputat - Foto: detikcom/Andi Hidayat
Jakarta -

Pandemi COVID-19 disebut berdampak pada jumlah pengunjung pasar tradisional. Selain itu, rendahnya daya beli masyarakat juga disebut mempengaruhi sepinya pasar-pasar ini.

detikcom mendatangi Pasar Ciputat, Tangerang Selatan dan berbincang dengan pedagang sayur bernama Sumardi (56). Dia menyebut Pasar Ciputat ini tidak seramai sebelum pandemi COVID-19.

"Ya begini adanya. Sepi. Semakin merosot ini," ungkap Sumardi kepada detikcom di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (9/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain karena COVID-19, Sumardi mengungkap turunnya jumlah pengunjung terjadi akibat berbahaya cara belanja masyarakat, dari tradisional ke berbagai platform digital.

Di sisi lain, Sumardi juga mengeluhkan barang dagang yang kualitasnya terus menurun seiring dengan naiknya harga dari produsen. Ia menilai, turunnya kualitas bahan pokok terjadi akibat curah hujan yang kian tidak dapat diprediksi.

ADVERTISEMENT

Karenanya, ia mengungkap para pedagang sayur lebih lebih berpotensi mengalami kerugian. Apalagi, kata Sumardi, jumlah pengunjung yang terus menurun di Pasar Ciputat. Ditambah lagi dengan biaya sewa lapak tahunan sebesar Rp34 juta yang ia tanggung bersama pedagang lainnya.

"Tahunan Rp34 juta. Tapi segini banyak, Segini lebar. Nah itu enaknya di sini karena banyak rombongan," jelasnya.

Sumardi pun berharap pergantian kepemimpinan bisa membawa ekosistem pasar tradisional lebih bergairah. Ia berharap, pemerintah pusat bisa memberi perhatiannya kepada pasar-pasar tradisional.

"Harusnya ada kebijakan dari pemerintah lah. Kalau pemerintah daerah sini kayaknya nggak mampu. Nggak ada pengaruhnya, nggak ada perhatian," tutupnya.

Keluhan serupa juga dilontarkan salah seorang pedagang kue, Evi (40). Ia mengeluhkan sepinya pengunjung pasar yang berimbas pada pendapatan para pedagang.

"Bukannya semakin naik, malah semakin merosot," jelasnya.

Ia juga tak berharap banyak dengan periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 lantaran pengunjung pasar semakin menurun. Menurutnya, momentum hari besar Nataru tidak banyak berdampak bagi para pedagang di pasar tradisional.

"Nggak ngaruh. Nggak tahu nanti tahun 2025, mudah-mudahan sih ramai," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Inkopas Andrian Lame Muhar mengatakan daya beli masyarakat turun tercermin dari pembeli di pasar yang semakin menurun. Ia menyebut jumlah pembeli di pasar anjlok 40%.

"Daya beli masyarakat sangat menurun, sehingga di pasar-pasar rakyat kami lagi sepi, bahkan sekarang turun 40% dari masa COVID," ungkap dia dalam rapat koordinasi harga dan pasokan pangan natal dan tahun baru di Kantor Bapanas, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Untuk itu pedagang pasar berharap ada upaya pemerintah dalam mendorong daya beli masyarakat agar pasar tidak sepi. Sementara dari pihak Inkopas berencana untuk menggratiskan biaya parkir di pasar. Tujuannya, untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berbelanja ke pasar.

(kil/kil)

Hide Ads