Bos Sarinah Pede PPN 12% Tak Bikin Penjualan Loyo, Kok Bisa?

Bos Sarinah Pede PPN 12% Tak Bikin Penjualan Loyo, Kok Bisa?

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 23 Des 2024 13:22 WIB
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati/Foto: Retno Ayuningrum/detikcom
Jakarta -

Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik menjadi 12% mulai 2025. Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati memastikan kenaikan tarif PPN tidak berdampak pada kinerja bisnis, termasuk penjualan tahun depan.

Fetty mengatakan, Sarinah mempunyai Unique Selling Point (USP) yang kuat. Menurutnya, banyak pelanggan Sarinah yang memang mencari sesuatu yang menginspirasi dan ciri khas Indonesia.

"Jadi memang ini sudah di-build ya connection-nya, dan mereka memang datang ke Sarinah itu untuk cari sesuatu yang menginspirasi misalnya, cari sesuatu yang personalized, cari sesuatu yang memang sangat Indonesia. Jadi dengan USP yang sangat strong ini, mudah-mudahan dengan PPN yang naik maupun daya beli masyarakat yang menurun, itu tidak benar-benar langsung terdampak secara drastis terhadap penjualan Sarinah," kata Fetty dalam acara Konferensi Pers, di Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fetty menjelaskan pada 2024 penjualan Sarinah tumbuh di atas 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini dapat dicapai di tengah situasi ekonomi yang belum stabil hingga turunnya daya beli.

"Itu kan di tengah situasi politik di awal tahun dengan banyaknya kampanye. Lalu juga ada isu PPN, tapi sales growth-nya dari store itu masih tumbuh di atas 15%. Jadi ini membuktikan bahwa memang orang datang ke Sarinah itu untuk sesuatu yang unik, bukan yang masif atau yang sifatnya ya sudah di mana juga bisa beli," jelas Fetty.

ADVERTISEMENT

Pihaknya juga akan mengkurasi produk-produk yang tidak berdampak kenaikan PPN 12%. Artinya, para pelanggan juga tetap mencari produk-produk tersebut meskipun tarif PPN naik.

Dia juga menegaskan bahwa produk-produk artisan tidak berdampak kenaikan tarif PPN karena sudah mempunyai pelanggan setia, meskipun harganya ikut terkerek naik.

"Karena ada produk yang memang artisan dan memang karyanya sangat premium, sangat bagus. Kemudian daya beli mereka kelas menengah atas, (jadi) tidak terpengaruh dengan adanya tambahan 1% PPN. Ya mereka tetap datang dan tetap belanja," imbuh Fetty.

Meskipun produk-produk yang ditawarkan di Sarinah terbilang premium, Fetty menyebut tidak semua barang di Sarinah dikenakan PPN. Sebab, sampai saat ini pemerintah belum menetapkan dengan jelas produk premium apa saja yang terkena PPN.

"Kan definisi kenaikan PPN itu kan by-product, jadi belum tentu semua yang ada di Sarinah itu kena PPN kenaikan 12%. Itu kan belum didefinisikan dengan jelas produk apa saja," terang Fetty.

(ara/ara)

Hide Ads