Sri Mulyani Buka-bukaan Cara Keluarkan RI dari Kelompok Negara Ekonomi Rapuh

Sri Mulyani Buka-bukaan Cara Keluarkan RI dari Kelompok Negara Ekonomi Rapuh

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 27 Des 2024 18:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati gelar jumpa pers pemaparan APBN. Menurut Sri Mulyani APBN surplus Rp 75,7 triliun sampai April 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan strategi yang digunakan untuk mengeluarkan Indonesia dari kelompok fragile five atau lima negara yang ekonominya rapuh. Istilah ini sempat disematkan Morgan Stanley termasuk untuk Turki, India, Brasil, dan Afrika Selatan pada 2013.

Sri Mulyani mengatakan strategi kunci pertama yang digunakan untuk melepaskan status Indonesia sebagai negara yang ekonominya rapuh ialah dengan menjaga independensi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan memperkuat pengawasan di sektor keuangan.

"Memulihkan stabilitas ekonomi makro dan kredibilitas kebijakan ekonomi makro adalah faktor penting. Kami mendirikan bank sentral yang independen dan mengkonsolidasikan pengawasan dan pemantauan sektor keuangan," kata Sri Mulyani dalam wawancara khusus dengan Finance & Development Magazine IMF, dikutip Jumat (27/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pemerintah Indonesia terus menjaga kesehatan fiskal, menjaga rasio utang terhadap PDB tetap rendah dan membuka sebanyak-banyaknya investasi. Momentum krisis, kata Sri Mulyani, dimanfaatkan Indonesia untuk mendorong lebih banyak reformasi.

"Saat ini kami mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan dan dana beasiswa baru telah membiayai 50.000 orang untuk belajar di universitas terbaik di dunia. Tentu saja kita tidak dapat mendanai semuanya dengan uang publik. Jadi kami mengembangkan kemitraan publik-swasta dan terus meningkatkan iklim bisnis dan investasi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dengan berbagai strategi itu, indikator yang selama ini menyebabkan Indonesia rentan ekonominya yaitu defisit transaksi berjalan atau current account deficit mampu mengalami surplus dalam waktu-waktu tertentu. Kalaupun defisit mampu terjaga rendah.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia menargetkan defisit transaksi berjalan akan terus terjaga dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB.

"Saat ini neraca kita surplus dan sektor keuangan tangguh. Kita telah melakukan banyak upaya untuk membangun ketahanan ekonomi. Ini adalah hasil dari usaha yang disengaja, bukan sesuatu yang terjadi begitu saja," tegasnya.




(aid/ara)

Hide Ads