Tinggal menghitung hari menuju tahun 2025. Dalam perhitungan astrologi China, 2025 merupakan Tahun Ular Kayu. Bagaimana ramalan kondisi ekonomi Indonesia di tahun depan?
Menurut Pakar Feng Shui Suhu Hong Xiang Yi, kondisi Indonesia di tahun depan terbilang masih cukup stabil. Meski begitu, kondisi dunia berkebalikannya. Kekacauan diramalkan masih akan terjadi.
"RI mudah-mudahan tidak terpengaruh oleh situasi dunia. Jadi kalau secara dunia, ya memang masih serba tidak pasti. Masih banyak tantangan," kata Suhu Xiang Yi kepada detikcom, Sabtu (28/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhu Xiang Yi mengatakan, kondisi Indonesia di tahun depan juga akan lebih baik dibandingkan dengan kebanyakan negara. Sedangkan dunia masih diambang kekhawatiran karena berbagai hal, salah satunya dampak dari kebijakan-kebijakan baru Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Kekacauan di dunia di tahun 2025 itu belum selesai, bertambah membingungkan. Kita bertemu dengan presiden baru Indonesia yang kita bersyukur, tapi presiden baru AS, ya kita khawatir. Banyak manuvernya, kan pengaruhnya ke dunia," ujar dia.
"Jadi ceritanya Indonesia akan lebih baik daripada negara-negara lain, tapi dengan catatan jika situasi dunia terpuruk, Indonesia lebih bagus, tapi ikut terpengaruh. Jika dunia stabil, Indonesia bisa dijamin bagus," sambungnya.
Begitu pula dengan sistem pemerintahan Indonesia, menurutnya kondisinya masih relatif stabil. Ekonomi Indonesia juga akan semakin kuat apabila RI telah mampu memperkuat pertanian dan mencapai swasembada pangan.
Di sisi lain, Suhu Xiang Yi juga menyoroti tentang perkembangan bisnis dan investasi. Menurutnya, perkembangan emas di tahun depan masih cukup menjanjikan, khususnya di paruh pertama 2025. Namun memasuki paruh kedua, posisinya akan masuk ke mode bertahan.
Selain emas, sektor properti di Indonesia juga diproyeksikan masih menjanjikan untuk tahun depan. Meski di berbagai negara properti mengalami kemerosotan, namun menurutnya di Indonesia justru sebaliknya. "Properti di Indonesia masih baik walau di negara-negara tertentu sedang tidak bagus. Di Indonesia masih menjanjikan," katanya.
(shc/fdl)