Ekonomi RI Disebut Bakal Hadapi Banyak Tantangan

Ekonomi RI Disebut Bakal Hadapi Banyak Tantangan

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 30 Des 2024 12:57 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi - Foto: Angga Aliya/detikcom
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada berbagai tantangan pertumbuhan ekonomi di tahun 2025. Adapun sejumlah tantangan ini perlu segera diantisipasi semua pihak, termasuk otoritas pasar modal.

Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara menuturkan, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 akan dihadapkan dengan tren inflasi, suku bunga bank sentral, ketegangan geopolitik, hingga kebijakan ekonomi proteksionis Amerika Serikat (AS)

"Tantangan yang perlu kita antisipasi, mulai dari tren inflasi dan pertumbuhan PDB global, tren suku bunga bank sentral, dan tentunya tensi geopolitik yang masih berantem, dan kecenderungan arah kebijakan ekonomi dari Uncle Sam, yang menurut pendapat kami cenderung sedikit proteksionistis," kata Aditya dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024, di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, ia menyebut, tingginya ketidakpastian pasar global tidak hanya berdampak pada perekonomian Indonesia, melainkan juga banyak negara lainnya. Bahkan, kata Aditya, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stabil.

Ia menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tercatat di level aman, yakni 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hingga kuartal III tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah perekonomian nasional kita masih cukup positif dan cenderung stabil. Jadi kalau kita lihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal ke-3 tahun 2024," jelasnya.

Selain itu, Aditya juga menyebut pasar modal Indonesia menunjukkan resiliensi yang positif di tengah tantangan global di tahun 2024. Ia juga tak menampik, fundamental pertumbuhan ekonomi Indonesia turut ditopang gelaran pemilihan umum (Pemilu) yang berlangsung tahun ini.

"Kita sudah melewati proses pemilihan presiden, pemilihan legislatif dan pilkada yang kita dapat lalui dengan baik untuk menjaga pasar modal kita," tuturnya.

Sementara untuk kinerja pasar modal sendiri, Aditya menyebut pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level terendah di 7.036,57 pada tanggal 27 Desember 2024 atau turun 3,25% jika dibandingkan periode tahun lalu di angka 7.272 pada 29 Desember 2023.

Sementara market cap atau kapitalisasi pasar tercatat meningkat 5,05%. Dalam catatan OJK, kapitalisasi pasar saham pada 27 Desember 2024 sebesar Rp 12.264 triliun dari Rp 11.674 triliun pada 29 Desember 2023.

Peningkatan juga terjadi pada Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sebesar 4,74%. OJK mencatat ICBI pada 27 Desember 2024 di level 392,36 dari 374,61 di 29 Desember 2023.

Kendati begitu, IHSG juga tercatat sempat menyentuh angka tertinggi atau all time high di level 7.905 pada tanggal 19 September 2024. Aditya menyebut, IHSG tahun ini cenderung bergerak dinamis.

"Indeks bergerak cukup dinamis meskipun sempat sentuh titik rendah, namun juga berhasil mencapai all time high sepanjang tahun 2024," tutupnya.

(kil/kil)

Hide Ads