Waspada Fenomena Lipstick Effect, Tanda-tanda Ekonomi Loyo

Waspada Fenomena Lipstick Effect, Tanda-tanda Ekonomi Loyo

Amanda Christabel - detikFinance
Sabtu, 04 Jan 2025 15:50 WIB
Ilustrasi lipstick matte
Ilustrasi lipstik/Foto: Getty Images/iStockphoto/Atstock Productions
Jakarta -

Kondisi ekonomi yang tidak stabil tengah menghimpit masyarakat. Alih-alih berhemat, rakyat justru mencari pelarian baru dengan membelanjakan uangnya untuk barang atau perintilan kecil yang seolah punya kesan mewah.

Adalah lipstick effect, fenomena yang terjadi menjelang resesi ekonomi. Fenomena ini ditandai dengan konsumen yang terus menggunakan uangnya untuk membeli barang seperti kosmetik, produk perawatan kecantikan, dan sejenisnya secara impulsif.

"Ada kecenderungan ketika ekonomi melambat, terjadi pembelian perawatan kecantikan, produk perawatan tubuh itu secara impulsif. Dulu, tahun 70-an, di Amerika Serikat itu penjualan lipstik meningkat sebelum terjadinya resesi ekonomi, saat itu lipstik, ya. Itu karena salah satunya adalah bentuk escape atau pelarian, dari perempuan terutama, menghibur diri ketika kondisi ekonomi sedang memburuk," terang Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, saat dihubungi detikcom pada Sabtu (4/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bhima lanjut menjelaskan, seiring pendapatan yang menurun, lipstick effect ini ditunjukkan dengan pola masyarakat yang cenderung tidak melakukan perjalanan liburan atau rekreasi. Melainkan tetap berada di rumah, dan membeli produk kecantikan secara berlebihan.

Jika melihat industri kecantikan di Tanah Air, Bhima bilang terjadi kenaikan jumlah varian produk kecantikan dengan merek yang beragam.

ADVERTISEMENT

"Bahkan sekarang ada masker itu bukan hanya untuk wajah, tetapi masker payudara. Jadi, varian produk kecantikannya semakin banyak, mereknya pun juga bermacam-macam. Bahkan toko retail yang masih tumbuh itu adalah toko retail produk-produk kecantikan dan perawatan tubuh, itu yang menjamur sekarang ini," tambah Bhima.

Di sisi lain, Bhima melanjutkan, lipstick effect biasanya ditemani oleh underwear effect. Fenomena ini menjadi kebalikan dari lipstick effect, yakni kaum pria yang justru cenderung menahan pembelian, khususnya pakaian dalam.

"Kaum pria cenderung menahan pembelian pakaian dalam. Ketika kondisi ekonomi mengarah pada krisis ataupun resesi, kaum pria lebih jarang untuk memperhatikan tubuh, untuk memperhatikan penampilan, dan menunda membeli barang non-esensial seperti pakaian dalam," terang Bhima.

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga masuk dalam fenomena lipstick effect. Bhima memberikan contoh, salah satu bentuk fenomena lipstick effect terjadi di kaum adam ditunjukkan dengan adanya fenomena judi online.

"Lipstick effect mayoritas terjadi pada perempuan. Tetapi kalau bagi laki-laki, mungkin saat ini judi online, itu pelarian juga. Jadi, 'kan dia butuh hiburan. Pengangguran usia mudanya tinggi, lapangan pekerjaan terbatas, pabrik banyak yang tutup, maka hiburan yang paling mudah bagi laki-laki, lipstick effect-nya itu adalah judi online," Bhima membeberkan.

(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads