Usai dipilih sebagai Menteri Keuangan era kepemimpinan Donald Trump jilid 2, Scott Bessent mengaku siap menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada sektor minyak Rusia. Menurutnya sanksi AS terhadap Rusia saat ini masih terlalu lemah.
Hal itu terjadi lantaran sebagian pemerintahan Joe Biden khawatir tentang kenaikan harga pada saat AS membatasi produksi minyak. Bessent menilai, rencana peningkatan produksi minyak AS memungkinkan pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap perusahaan minyak besar Rusia.
"Saya pikir jika ada pejabat di Federasi Rusia yang menyaksikan sidang konfirmasi ini, mereka harus tahu bahwa jika saya dikukuhkan, dan jika Presiden Trump meminta sebagai bagian dari strateginya untuk mengakhiri perang Ukraina, maka saya akan 100% setuju untuk mengambil sanksi - terutama pada perusahaan minyak besar Rusia - ke tingkat yang akan membawa Federasi Rusia ke meja perundingan," kata Bessent sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (17/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Rusia, Bessent juga menyebut China sebagai negara dengan ekonomi yang paling tidak seimbang dan tidak berimbang dalam sejarah dunia. Menurutnya, China negara yang berusaha keluar dari resesi dan depresi parah dengan mengekspor barang-barangnya.
Bessent menegaskan, pemerintahan Trump tidak akan membiarkan China membanjiri pasar AS atau pasar dunia dengan barang-barang murah.
Selain itu, Bessent juga menekankan Federal Reserve (The Fed) harus tetap independen. Melalui pernyataan, pasar diperkirakan akan mencermati pernyataan Bessent mengenai upaya menjaga independensi The Fed untuk menebak arah Trump untuk menjalankan kendali atas bank sentral AS tersebut.
Pasalnya, diketahui Trump sering mengeluhkan keputusan suku bunga Fed. Namun, Bessent berpegang teguh pada sisi independensi kebijakan moneter The Fed.
"Saya pikir dalam hal keputusan kebijakan moneter, FOMC harus independen," kata Bessent.
Meskipun beberapa ekonom meramal Trump akan mengenakan tarif, memotong pajak, dan mengekang imigrasi bersifat inflasi, Bessent mengatakan rencana Trump, termasuk peningkatan produksi energi, akan menurunkan inflasi ke target The Fed sebesar 2% seiring meningkatkan upah.
Meskipun Trump sudah lama mengeluhkan tentang dolar yang kuat yang merugikan ekspor AS, Bessent menilai dolar harus tetap menjadi mata uang cadangan dunia. Ia bahkan menolak usul mata uang digital bank sentral untuk Fed.
"Penggunaan dan keamanan dolar yang luas membuat hal ini tidak diperlukan," tegasnya.
Bessent juga terbuka terhadap usul dana kekayaan negara AS. Namun begitu, ia mengatakan AS perlu mengendalikan pertumbuhan defisit jangka pendek terlebih dahulu.
Bessent menambahkan, Departemen Keuangan di bawah kepemimpinan tidak akan ada gagal bayar utang. Ketika ditanya apakah Kongres harus membatalkan pagu utang federal, Bessent mengatakan, jika Trump meminta hal itu, ia akan bekerja sama dengan Kongres untuk mewujudkannya.
Untuk diketahui, tingkat utang yang tinggi berarti ada lebih sedikit kapasitas untuk meminjam banyak-banyak untuk mengatasi krisis, kata Bessent, mengutip contoh Depresi Besar tahun 1930-an, Perang Dunia Kedua, dan pandemi COVID-19 baru-baru ini.
"Departemen Keuangan - bersama dengan seluruh pemerintah dan Kongres - telah menggunakan kapasitas pinjamannya untuk menyelamatkan negara, menyelamatkan dunia, dan menyelamatkan rakyat Amerika. Apa yang kita miliki saat ini, akan sulit bagi kita untuk melakukan hal yang sama," tutupnya.
(rrd/rrd)