Cerita Pedagang Pernak-pernik Imlek di Glodok Pernah Rugi Puluhan Juta

Cerita Pedagang Pernak-pernik Imlek di Glodok Pernah Rugi Puluhan Juta

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 20 Jan 2025 15:17 WIB
Glodok Jelang Imlek
Glodok/Foto: Ignacio Geordi Oswaldo
Jakarta -

Pedagang musiman pernak-pernik Imlek di kawasan Glodok Pancoran, Jakarta Barat, bisa meraup cuan hingga puluhan juta rupiah per hari hingga Hari Raya Tahun Baru China itu berlangsung. Namun ternyata ada momen di mana para pedagang ini mengalami kerugian yang cukup besar.

Pedagang pernak-pernik Imlek yang sudah berjualan di kawasan Glodok selama 13, Alam, mengatakan momen tersebut hanya terjadi saat pandemi Covid-19 melanda RI.

Menurutnya saat itu banyak pedagang tidak mengira dagangannya akan sangat sepi imbas aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah saat itu. Padahal kala itu para pedagang sudah mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membuka lapak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya 13 tahun jualan di sini cuma pas pandemi itu doang rugi. Kan waktu itu orang pada nggak boleh keluar, jadi yang ramai itu online, makanya agen-agen yang masih dapat untung. Cuma itu doang, sebelum sama sesudah pandemi ini ramai lagi," kata Alam saat ditemui detikcom di lokasi, Senin (20/1/2025).

Masalahnya tidak semua pernak-pernik Imlek tahun itu bisa dijual kembali di tahun berikutnya, terutama yang bermotif shio. Alhasil ia harus membuang sisa dagangan yang tidak laku.

ADVERTISEMENT

"Yang shio banyak dibuang. Kan nggak bisa kita simpan, dia baru kepakai lagi 12 tahun. Kan shio itu muternya setiap 12 tahun," paparnya.

Tidak tanggung-tanggung, Alam mengaku saat itu dirinya mengalami kerugian hingga Rp 80 juta imbas pandemi. Sedangkan untuk pedagang lain, sepengetahuannya ada yang rugi hingga ratusan juta tergantung pada jumlah barang yang sudah dibelinya.

"Kalau saya rugi sampai Rp 80 juta. Waktu itu semua rugi, rata, ada yang Rp 90 juta, ada yang sampai Rp 100 juta. Ya paling agen tadi saja yang masih bisa jualan online, kita kan mau masuk online sudah nggak masuk harganya," jelas Alam.

"Makanya kita juga nggak ada yang nyangka sampai sesepi itu pan pandemi. (Karena sebelumnya belum pernah sepi jelang imlek?) iya nggak pernah sepi, selalu untung. Ibaratnya keuntungan sebelum Imlek itu bisa buat makan setahun kalau uangnya nggak diputer lagi buat modal tahun depan," tambahnya.

Beruntung setelah pandemi usai kawasan pecinan terbesar di Jakarta ini mulai dipadati pembeli lagi jelang Imlek, termasuk tahun ini. Berkat itu para pedagang, termasuk dirinya sudah bisa menutup kerugian saat pandemi.

"Cuma pandemi doang, sekarang kan sudah ramai, dari tahun-tahun kemarin kan juga sudah mulai ramai, jadi yang punya utang gara-gara rugi dulu itu sudah bisa kebayar lah," ucap Alam.

Meski begitu, menurutnya hingga saat ini penjualan pernak-pernik Imlek tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Walau ia sendiri tidak bisa memastikan seberapa besar pembeli yang akan datang pada Sabtu-Minggu depan.

"Kalau sampai dengan sekarang ya, kan besok-besok kita nggak tahu, kan Sabtu-Minggu besok itu sudah dekat Imlek biasanya paling ramai, tapi kalau sampai sekarang masih di bawah tahun lalu,".

Hal serupa juga disampaikan pedagang pernak-pernik Imlek lain bernama Ros mengatakan kawasan ini memang selalu padat pembeli jelang Tahun Baru China tersebut.

Ia juga mengakui jika sampai saat ini jumlah pembeli yang datang masih lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun penurunan ini menurutnya tidak signifikan.

"Dibandingkan tahun lalu agak turun sih, cuma nggak banyak, paling sekitar 10% lah. Selebihnya kaya tempelan atau angpao ini masih laku," ucap Ros.

(fdl/fdl)

Hide Ads