Trump Mulai Perang Tarif! Kanada-Meksiko Kena Duluan 1 Februari

Trump Mulai Perang Tarif! Kanada-Meksiko Kena Duluan 1 Februari

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 31 Jan 2025 10:11 WIB
Republican presidential nominee and former U.S. President Donald Trump addresses supporters at his rally, at the Palm Beach County Convention Center in West Palm Beach, Florida, U.S., November 6, 2024. REUTERS/Brian Snyder
Presiden AS Donald Trump/Foto: REUTERS/Brian Snyder
Jakarta -

Genderang perang tarif mulai ditabuh Donald Trump. Sosok Presiden Amerika Serikat (AS) yang resmi menjabat pada 20 Januari 2025 itu menyatakan tarif perdagangan untuk Kanada dan Meksiko akan dikenakan mulai Sabtu 1 Februari 2025 besok.

Trump akan menindaklanjuti ancaman yang disampaikan saat kampanye untuk mengenakan pajak 25% pada 1 Februari 2025 terhadap barang dari Kanada dan Meksiko.

Dikutip dari BBC, Jumat (31/1/2025), keputusan pemberlakuan tarif ini disampaikan olehnya kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC. Dia mengatakan langkah pemberian tarif tersebut ditujukan untuk mengatasi pekerja migran tidak berdokumen dan obat fentanil yang melintasi perbatasan AS secara serampangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, tarif diberlakukan juga untuk menyeimbangkan defisit perdagangan dengan negara-negara tetangga. Selama ini defisit dagang AS dengan Kanada dan Meksiko cukup besar.

Kanada dan Meksiko telah mengatakan mereka akan menanggapi tarif AS dengan tindakan mereka sendiri. Mereka juga akan berusaha meyakinkan AS soal tindakan memperketat perbatasan sesuai dengan keinginan Trump.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, jika sampai impor minyak AS dari Kanada dan Meksiko dikenakan pungutan, hal itu berisiko merusak janji Trump untuk menurunkan biaya hidup. Biaya tarif atas impor energi dapat dibebankan kepada bisnis dan konsumen, yang dapat meningkatkan harga bensin hingga makanan. Sekitar 40% minyak mentah yang mengalir melalui kilang minyak AS diimpor, dan sebagian besarnya dari Kanada.

Tarif Sasar China

Trump juga mengisyaratkan dia masih berencana untuk mengenakan tarif baru terhadap China. Dia mengatakan awal bulan ini akan ada pemberian tarif sebesar 10%. Selama kampanye pemilihan presiden, Trump mengancam akan mengenakan tarif hingga 60% pada produk China.

"Dengan China, saya juga memikirkan sesuatu karena mereka mengirim fentanil ke negara kita, dan karena itu, mereka menyebabkan ratusan ribu kematian bagi warga kita. Jadi, China akan membayar tarif juga untuk itu, dan kami sedang dalam proses melakukannya," kata Trump.

Awal bulan ini, seorang pejabat tinggi China memperingatkan kebijakan proteksionisme AS akan kembali berlaku setelah Trump untuk kedua kalinya duduk di kursi kepresidenan. Ada kekhawatiran kebijakan Trump akan memicu ancaman perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Ding Xuexiang, Wakil Perdana Menteri China, mengatakan sedang mencari solusi menguntungkan untuk ketegangan perdagangan di dunia, termasuk dengan AS. China, tegas Ding Xuexiang, masih ingin memperluas impornya.

Tarif merupakan pajak impor atas barang yang diproduksi di luar negeri. Secara teori, mengenakan pajak atas barang yang masuk ke suatu negara berarti orang cenderung tidak akan membelinya karena harganya menjadi lebih mahal. Tujuannya agar mereka membeli produk lokal yang lebih murah, tentu saja kebijakan ini diharapkan akan meningkatkan ekonomi suatu negara.

(hal/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads