Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tarif listrik mengalami deflasi 32,03% dan memberikan andil terhadap deflasi 1,47% pada Januari 2025. Hal ini terjadi akibat adanya diskon tarif listrik 50% yang diberikan pemerintah bagi pelanggan sampai daya 2.200 VA.
"Pada Januari 2025 tarif listrik mengalami deflasi 32,03% dan andil deflasinya 1,47%. Deflasi ini terjadi akibat adanya diskon 50% bagi pelanggan dengan daya listrik sampai 2.200 VA di Januari 2025," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).
Amalia menjelaskan diskon tarif termasuk listrik yang diberikan pemerintah masuk dalam perhitungan inflasi BPS. Hal ini sesuai dengan panduan Consumer Price Index Manual yang juga diterapkan di banyak kantor statistik dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya diskon itu dicatat dalam perhitungan inflasi jika kualitas barang atau jasa sama dengan kondisi normal, kemudian harga diskon bisa didapatkan atau tersedia untuk banyak orang. Dengan demikian diskon tarif listrik sebesar 50% juga tercatat dalam perhitungan inflasi yang dilakukan oleh BPS," ucap Amalia.
Baca juga: BPS Umumkan RI Deflasi 0,76% di Januari 2025 |
Sebagai informasi, secara bulanan (month to month) dan tahun kalender (year to date) terjadi deflasi 0,76% pada Januari 2025. Kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah dari kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang deflasinya sebesar 9,16%.
"Deflasi yang terjadi pada Januari 2025 kalau kita lihat berdasarkan komponennya adalah karena didorong oleh komponen harga diatur pemerintah yang mengalami deflasi 7,38%, di mana komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 1,44% terutama karena tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif kereta api," jelas Amalia.
Sementara itu, secara tahunan (year on year) terjadi inflasi sebesar 0,76% pada Januari 2025. Secara komponen, inflasi terjadi pada seluruh komponen kecuali harga diatur pemerintah yang mengalami deflasi 6,41% akibat diskon tarif listrik.
"Untuk Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi tahunan sebesar 6,41%. Komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 1,26% dan komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik," ujar Amalia.
(aid/fdl)