Perum Bulog melaporkan total penyerapan beras dalam negeri baru 18.359 ton hingga 3 Februari 2025. Angka ini cukup jauh dibandingkan target hingga April 2025 sebanyak 3 juta ton beras.
Berdasarkan data yang disajikan Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono, jumlah tersebut terdiri atas penyerapan Januari 14.489 ton setara beras dan penyerapan Februari 3.870 ton setara beras.
"Realisasi pengadaan (beras) dalam negeri sampai dengan 3 Februari 2025 mencapai 18,3 ribu ton," kata Wahyu dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wahyu, terjadi tren peningkatan beras yang terserap dibandingkan Januari tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini mencerminkan optimalisasi strategi Bulog dalam memperkuat serapan awal tahun, khususnya untuk mendukung pencapaian target yang telah ditentukan.
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan, puncak panen raya akan terjadi sekitar Maret sehingga penyerapan beras akan dioptimalkan di waktu tersebut. Ditargetkan pada Februari-Maret Bulog menyerap 1,5 juta ton setara beras.
"Bulan Februari-Maret sekitar 1,5 juta ton. Dua bulan itu 1,5 juta ton," ujarnya, ditemui usai rapat.
Optimalisasi juga akan dilakukan melalui penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) senilai Rp 6.500/kg. Selain itu, kolaborasi dengan asosiasi juga akan digenjot demi mengejar target penyerapan beras hingga 3 juta ton tersebut.
"Kemarin tanggal 30 (Januari) saya tanda tangan bersama Perpadi juga disaksikan Aster (Asisten Teritorial Kasad). Kita tanda tangan, mudah-mudahan bisa tercapai, kita cukup lah ya, 2,1 juta," kata dia.
Bulog juga akan segera mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (Asbenindo) untuk membahas kerja sama terkait penyerapan beras. Adapun Asbenindo ini juga memiliki sejumlah kelompok tani yang memproduksi beras. Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (KTNA).
"3 juta ton setara beras realisasi sampai April. Setelah itu? Jalan terus (penyerapan)," ujar Wahyu.
(shc/ara)