Indonesia National Air Carriers Association (INACA) merespons upaya pemerintah dalam menerapkan tarif diskon pesawat saat momentum Lebaran. Kebijakan tarif diskon pesawat telah diterapkan pada Natal dan Tahun Baru (2024/2025) lalu sebesar 10%.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) INACA Bayu Sutanto mengatakan kebijakan pemerintah menerapkan diskon tarif pesawat sebaiknya tidak dilanjutkan. Bahkan dia berharap tidak ada diskon lagi.
"Kita maunya nggak ada diskon. Kalaupun ada diskon, ya harus pake instrumen negara dengan BUMN-nya," kata Bayu kepada detikcom, Jumat (7/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bayu menjelaskan pemerintah perlu menurunkan tarif PNBP Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) dan harga avtur terlebih dahulu. Bahkan pemerintah sebaiknya membebaskan pajak tiket dan harga avtur selama periode mudik, misalnya 10-14 hari. Menurut Bayu, tanpa intervensi tersebut, maskapai tentunya keberatan.
Di sisi lain, faktor muatan penumpang di momentum tersebut juga disoroti pihaknya. Bayu menerangkan saat penerbangan kembali di H-7 maupun H+7, penumpang kosong. Saat kosong atau rendah load factor atau faktor muatan penumpang, harga tiket juga menjadi murah.
"Kalo mau pemerintah borong semua tiket saat periode arus mudik/balik (H-7 dan H+7) kemudian dijual seperti operasi pasar. Segmen penumpang pesawat itu sebagian besar kelas menengah yang tidak price sensitive serta sudah merencanakan jauh hari sebelum bepergian dengan pesawat," tambah Bayu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan diskon tarif pesawat menjadi salah satu stimulus untuk masyarakat saat Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2025.
"Agar momentum pertumbuhan terus dijaga, pemerintah mendorong stimulus di hari Lebaran ini dengan program yang dilanjutkan dari program Nataru yang lalu yaitu diskon harga tiket pesawat, kemudian penyelenggaraan kembali Harbolnas 2025, program Epic Sale 2025 beli di Indonesia saja. Di 2025 juga dilakukan diskon tarif tol dan stabilisasi harga pangan," kata Airlangga usai High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) di kantornya, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Selain Airlangga, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga merespons wacana penurunan harga tiket moda transportasi, termasuk pesawat pada periode libur Lebaran 2025. AHY mengatakan, pemerintah berupaya agar moda transportasi diberi diskon sehingga dapat dirasakan masyarakat.
"Ya ini harapan kita semua ya. Ini harapan kita semua semangatnya masih di sana, semangatnya masih di sana kita berusaha agar berbagai moda transportasi ini juga ada pengurangan atau ada diskon yang bisa dirasakan oleh masyarakat kita," ujar AHY di kantornya di Jakarta Pusat, Rabu (5/1/2025).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun tengah mencari cara untuk menurunkan harga tiket pesawat pada periode Lebaran 2025. Saat ini, Kemenhub tengah berdiskusi dengan berbagai pihak seperti maskapai hingga PT Pertamina (Persero).
"Nanti kita hitung lagi, saya koordinasi dengan semua pihak. Kita juga akan melakukan survei, di situ kemudian baru kita akan menyampaikan hasilnya," kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (24/1/2025).
Lihat juga video: Kenapa Harga Tiket Pesawat saat Lebaran Mahal?