Pemerintah resmi menunda penyaluran bantuan pangan beras dan beras murah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan penyaluran bantuan pangan beras Januari dan Februari terlebih dahulu ditunda.
Untuk SPHP beras dihentikan sementara mulai 7 Februari 2025. Keputusan ini berdasakan hasil rapat koordinasi terbatas dengan Kementerian/Lembaga Bidang Pangan.
"Tentu kami di Badan Pangan Nasional menindaklanjuti hasil Rakortas Bidang Pangan, sehingga telah disampaikan surat kepada Bulog untuk menunda bantuan pangan dan SPHP beras. Untuk SPHP beras dihentikan sementara per 7 Februari karena telah berjalan dari Januari," terang Arief dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Arief menjelaskan bantuan pangan beras belum terlaksana dikarenakan masih dalam proses pemutakhiran data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) sebagai database penerima.
Baca juga: Penyaluran Bansos Beras Disetop Sementara! |
Sementara, untuk realisasi SPHP beras di tingkat konsumen sampai 6 Febuari telah tersalurkan 89,2 ribu ton atau 29,74%. Sebelumnya alokasi SPHP ditentukan sebesar 300 ribu ton.
Arief menjelaskan, kebijakan penundaan dilakukan agar Bulog bisa fokus melakukan penyerapan panen petani hingga 3 juta ton setara beras. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya menjaga harga petani selama panen raya yang diperkirakan dari Februari sampai April.
"Kami juga ingin meminta kepada para pimpinan daerah dan Satgas Pangan Polri dapat membantu pengawasan upaya penyerapan panen petani oleh pemerintah melalui Bulog. Selanjutnya pelaksanaan pemberian bantuan pangan beras dan penyaluran SPHP beras kapan kembali digulirkan, akan diputuskan dalam Rakortas Bidang Pangan selanjutnya," jelasnya.
Bansos Dilanjut Usai Panen Raya
Sebelumnya, Arief telah mengatakan penyaluran bansos beras akan dilanjutkan usai panen raya, yang berlangsung Februari sampai April 2025.
"(Disetop sementara) sampai panen raya selesai, panen raya selesai sampai kapan? Sampai April mungkin ya," ujar Arief di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2).
Dengan begitu, gabah petani dapat dibeli dengan harga Rp 6.500/kg. Pemberhentian bantuan pangan bertujuan agar gabah tidak dibeli murah karena kebanyakan stok.
(ada/acd)