Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggelar rapat dengan Dewan Pengawas dan Direksi baru Perum Bulog di Gedung A Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Minggu (9/2/2025). Hadir dalam rapat tersebut, Direktur Utama Perum Bulog yang baru Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang juga menjadi Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog dan juga sejumlah pemimpin wilayah Bulog.
Amran menyampaikan Kementerian Pertanian dan Bulog sepakat untuk terus bekerja tanpa libur, termasuk hari Sabtu dan Minggu, serta tanggal merah untuk mencapai swasembada pangan. Hal ini untuk menunjukkan komitmen penuh dalam memastikan ketahanan pangan nasional.
"Hari ini adalah rapat kedua. Kita ada konsensus kesepakatan dengan Bulog tidak ada hari Minggu, Sabtu adalah menjadi hari Senin dan Selasa. Nah itu cara kerja kita sampai swasembada pangan. Sekarang kita mau mulai Sabtu minggu tanggal merah kita cabut menjadi tanggal hitam," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran menambahkan, sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto, Bulog dan siapa saja yang membeli gabah di tingkat petani harus membeli dengan harga Rp 6.500/kg.
"Bukan kepada Bulog saja, seluruh penggilingan, siapa saja di seluruh Indonesia yang membeli gabah di tingkat petani Itu mutlak harganya Rp 6.500/kg. Saya ulangi lagi, siapa saja yang membeli gabah petani itu mutlak harganya Rp 6.500 tanpa kecuali," katanya.
Dalam rapat itu juga, Amran menyampaikan Bulog harus menyerap 3 juta ton beras hingga April mendatang. Ia mengatakan penyerapan beras dalam negeri ini penting dilakukan lantaran berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dalam negeri mengalami surplus dibandingkan tahun lalu. Pada Januari, Februari dan Maret 2025 ada 2,9 juta ton beras yang dihasilkan petani.
"Kalau dengan April itu kita estimasi 4 juta ton lebih. Oleh karena itu kita harus menyerap minimal 3 juta ton dari surplus," katanya.
Ditempat yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya mengatakan apa yang telah disepakati dalam rapat tadi akan dilaksanakan dengan semestinya. Terkait dengan target penyerapan beras 3 juta ton hingga April 2025, Novi menyampaikan pihaknya optimis target tersebut dapat tercapai.
"Insyaallah 3 bulan kurang lebih ke depan target (penyerapan beras) 3 juta ton beras itu kita harus optimis bisa kita dapatkan," katanya.
(acd/acd)