Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta kepolisian mengawasi penggilingan saat membeli gabah kering panen (GKP) di petani. Dia mengatakan, penggilingan mesti membeli gabah seharga Rp 6.500 per kg seperti yang dilakukan Perum Bulog.
"Itu yang dikawal kepolisian (mengawasi penyerapan gabah). Karena kesepakatan kita adalah Rp 6.500/kg diserap bukan saja Bulog, tapi semua pihak. Supaya apa, kesejahteraan NTP petani jangan jatuh, supaya kesejahteraan petani terjaga," kata dia di Kementan, Senin (10/2/2025).
Ketetapan harga gabah itu dilakukan agar di level petani tidak anjlok. Saat ini saja harga beras disebut telah mengalami penurunan menjadi Rp 12.000/kg, seiring mulai menurunnya harga gabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus optimis. Yang jelas, saudaraku, sahabatku, Januari beberapa hari tahun lalu, harga beras Rp15.000-Rp16.000/kg, tertinggi selama merdeka. Hari ini itu berada pada rata-rata average Rp 12.000/kg. Artinya apa? Penurunan karena produksi naik. Tetapi kita harus jaga jangan sampai harga jatuh di bawah HPP," terang dia.
Untuk menjaga harga di petani, beras juga perlu diserap oleh pemerintah melalui Perum Bulog. Bulog diminta menyerap sebanyak 3 juta ton di 2025.
Selama panen raya hingga April 2025, Amran memerintahkan Perum Bulog untuk menyerap 2,1 juta ton setara beras selama panen raya. Penyerapan beras itu berasal dari Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi). Keputusan ini berdasarkan hasil rapat Kementerian Pertanian, TNI/Polri, Perum Bulog, dan Perpadi.
"Alhamdulillah, hari ini kita sepakat serap beras gabah, setara beras 2,1 juta ton. Kita sudah sepakati dengan seluruh penggilingan se-Indonesia," katanya dalam konferensi pers di Kementan.
Adapun harga pembelian di gudang Bulog sebesar Rp 12.000/kg. Total target 2,1 juta ton itu merupakan bagian dari penugasan cadangan pangan pemerintah (CPP) 3 juta ton di 2025.
Lihat juga video: Momen Jokowi Resmikan Sentra Penggilingan Padi di Sragen