PT Pos Indonesia (Persero) mencetak laba bersih Rp 767,7 miliar sepanjang 2024. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi pada saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR RI, hari ini.
Faizal menerangkan angka tersebut belum diaudit. Sementara, pendapatan perseroan pada 2024 mencapai Rp 5,7 triliun dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 1,5 triliun.
"Jadi revenue kita tahun 2024 sudah mencapai Rp 5,7 triliun, EBITDA Rp 1,5 triliun. Jadi, selama 2 tahun berturut-turut EBITDA melejit di atas Rp 1 triliun dan net income kami mudah-mudahan kalau tidak meleset, mencapai Rp 767,7 miliar. Alhamdulilah berbagai upaya yang kita lakukan sudah menunjukkan hasil," kata Faizal, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari portofolio bisnis perusahaan tersebut, Faizal menjelaskan bisnis layanan jasa kurir mengalami penurunan. Pendapatan di bisnis kurir turun 9,6% menjadi Rp 1,71 triliun pada 2024.
Faizal menilai penurunan tersebut terjadi lantaran kompetisi di sektor jasa kurir memang sangat kompetitif dan tidak sehat. Dia menyebut setidaknya ada 700 lisensi kurir yang ada di Indonesia sehingga kompetisinya sangat berdarah-darah. Untuk itu, Pos Indonesia akan menyasar pasar-pasar yang masih mendatangkan profitabilitas.
"Pemain kurir ni kalau berdasarkan lisensi lebih dari 700 pemain sehingga kompetisinya berdarah-darah. Sehingga kami fokus mencari pasar Yang masih ada profitnya. Jadi kita tidak ikut-ikutan bakar uang yang menyebabkan profitabilitas menjadi negatif," terang Faizal.
Sementara, pendapatan di sektor logistik tumbuh sebesar 27% menjadi Rp 2,7 triliun. Kemudian, pendapatan di sektor properti tumbuh 14,7% menjadi Rp 175 miliar.
"Properti tumbuh banyak. Hari ini sudah lebih 100 properti yang kita kerjasamakan dari 3000. Jadi, masih ada peluang besar untuk kerja sama dibidang properti," tambah dia.
(rrd/rrd)