Pemerintah melakukan efisiensi anggaran kementerian dan lembaga negara melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi APBN dan APBD. Kebijakan tersebut dinilai tepat dan sepatutnya diterapkan sejak lama.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal/Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Arief Wibisono, mengatakan efisiensi serupa juga dilakukan oleh negera-negara lain seperti Argentina dan Vietnam.
Arief mengatakan, efisiensi yang dilakukan negara-negara tersebut mencerminkan bahwa dunia telah berubah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat ya, dunia juga berubah. Argentina, melakukan efisiensi serupa. Amerika, tadi diceritakan, Elon Musk yang datang dengan anaknya, ya, mengubah rekan USA yang selama ini membantu kita. Juga negara-negara lain termasuk tetangga kita Vietnam juga melakukan efisiensi," kata Arief dalam sebuah seminar bertajuk Menggali Sumber Ekonomi Potensial Menuju Pertumbuhan 8% di The Sultan Hotel, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Arief mengatakan, efisiensi yang dilakukan pemerintah saat ini ditujukan khusus untuk pengeluaran yang dianggap tidak perlu atau 'lemak' pada APBN.
"Selama ini kan kita terlalu berlemak, jadi masa otot tetap kita pertahankan, tulangnya kita pertahankan, letaknya kita ini. Itu efisiensi," jelasnya.
Efisiensi ini juga dinilai perlu lantaran ia kerap menemukan beberapa ASN yang hendak menghabiskan sisa anggaran sebelum penutupan tahun.
"Kita sadar bahwa kan, kalau selama ini, saya ASN sudah 31 tahun, jadi sudah lama menghadapi, jadi memang kita akui, akhir tahun itu selalu ada kalimat, 'yuk kita habiskan anggaran.' Nah ini sebenarnya kan masih banyak hal yang perlu kita efisiensi kan," ungkapnya.
"Sebenarnya apa yang menjadi arahan Presiden itu (efisiensi), sebenarnya harus kita lakukan bertahun-tahun yang lalu," pungkasnya.
Simak juga Video 'Kemendiktisaintek Ungkap Efisiensi Anggaran Berdampak pada Kenaikan UKT':
(acd/acd)