Bos Badan Pangan Beberkan Kondisi Produksi Gula di Tengah Rencana Impor

Bos Badan Pangan Beberkan Kondisi Produksi Gula di Tengah Rencana Impor

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2025 19:28 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi di Gudang Bulog, Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (30/1/2024).
Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jakarta -

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan persentase kandungan atau rendemen gula dalam negeri masih jauh apabila dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini disampaikan Arief di tengah rencana pemerintah mengimpor gula sebesar 200 ribu ton tahun ini.

Arief mengatakan produksi gula nasional mencapai 2,5 juta sampai 2,8 juta ton setara gula. Setiap bulan, kebutuhan masyarakat mengonsumsi gula mencapai 250 ribu ton.

Di sisi lain, persentase kandungan atau rendemen gula dalam negeri masih di angka 7-8%. Arief menerangkan angka ini masih tertinggal dengan negara lain yang menyentuh di atas 10%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rendemen gula mempengaruhi jumlah gula yang dihasilkan dan keuntungan yang didapat. Rendemen gula juga dapat mempengaruhi harga jual. Untuk itu, pemerintah berencana meningkatkan secara bertahap.

"Produksi gula nasional itu menurut teman-teman Kementerian Pertanian itu 2,5 sampai 2,8 juta ton setara gula. Nah kemudian rendemen ini yang memang harus ditingkatkan secara bertahap. Rendemen kita itu kan angkanya 7-8 (persen) ya. Kalau di luar negeri itu rendemen bicaranya bisa di atas 10 (persen) untuk gula," kata Arief saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/2/2025).

ADVERTISEMENT

Arief menerangkan pemerintah akan melakukan sejumlah upaya perbaikan, mulai dari bibit hingga pasca panen. Selain itu, pihaknya berencana untuk melakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula yang ada.

"Nah ini tentunya kerja keras kita semua. Mulai dari bibitnya, jadi mulai dari on-pump sampai dengan pasca panen. Termasuk modernisasi atau revitalisasi pabrik-pabrik yang ada. Kalau bicara mau baik gitu ya, jadi nggak bisa sepotong-sepotong," jelas dia.

Pada saat yang sama, Arief menerangkan keputusan impor gula diambil lantaran pemerintah melihat gejolak harga gula yang mulai naik, meskipun produksi dalam negeri mencukupi.

Saat ini stok cadangan gula mencapai 4,5 juta ton. Di sisi lain, kebutuhan gula konsumsi mencapai 250 ribu ton. Melihat hal itu, Arief memperkirakan stok saat ini hanya mencukupi hingga 5 bulan ke depan.

Dia bilang stok cadangan gula ini akan digelontorkan saat harga gula bergerak naik sembari menunggu panen raya yang jatuh pada April-Mei.

"Kalau gula selama ini, tahun lalu kan kita mengimport sekitar 700 ribu ton. Nah kemarin sebenarnya stok awal di 2024 juga cukup. Sekarang kalau ditanya stok kita ada sekitar 4,5 juta ton sampai 5 bulan ke depan. Sampai dengan nanti, biasanya dipersiapkan sampai dengan panen tebu," terang dia.

(rrd/rrd)

Hide Ads