Maskapai berbiaya rendah asal Amerika Serikat (AS), Southwest Airlines, berencana memangkas 15% karyawannya atau setara dengan 1.750 orang. Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal ini akan dilakukan mulai April 2025 mendatang.
Melansir CNN, Rabu (19/2/2025), pemangkasan ini dilakukan sebagai upaya penghematan biaya operasional maskapai. Di mana Southwest Airlines memperkirakan dapat menghemat sekitar US$ 210 juta atau Rp 3,43 triliun (kurs Rp 16.346/dolar AS) sepanjang tahun ini.
Kemudian perusahaan juga memperkirakan adanya penghematan sebesar US$ 300 juta atau Rp 4,9 triliun sepanjang 2026. Artinya secara total Southwest Airlines dapat menekan biaya operasional hingga Rp 8,33 triliun melalui aksi korporasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PHK ini sebagian besar akan mencakup beberapa posisi kepemimpinan senior di perusahaan. Setidaknya sebelas posisi kepemimpinan senior termasuk wakil direktur dan di atasnya akan terdampak keputusan ini.
"Saat kita harus terus bekerja sama untuk membangun perusahaan, area fokus kita saat ini akan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan biaya," kata CEO Southwest Bob Jordan dalam sebuah catatan kepada karyawan.
Terkait PHK massal ini, perusahaan juga memperkirakan harus membayar sekitar US$ 60-80 juta atau Rp 980 miliar-1,3 triliun untuk biaya pesangon dan keperluan lainnya.
Ini merupakan kali pertama bagi maskapai itu melakukan PHK massal sepanjang 53 tahun terakhir sejak mereka berdiri. Bahkan pada 2021 lalu mantan CEO Southwest Airlines, Gary Kelly, sempat membanggakan perusahaan atas pencapaiannya ini.
"Semua itu bermuara pada keinginan kuat untuk menjaga karyawan kami dengan baik dan kemudian, pada gilirannya, pelanggan kami. Itulah sebabnya kami tidak pernah melakukan PHK," kata Kelly dalam sebuah wawancara.
Sayang Southwest mengalami pukulan finansial yang sangat besar setelah insiden kendala operasional yang menyebabkan 16.700 penerbangan dibatalkan pada peak season di akhir Desember lalu. Karyawan maskapai menyalahkan perangkat lunak penjadwalan staf yang sudah kuno yang membuat operasinya sulit pulih dari cuaca buruk musiman.
Simak juga Video 'Rencana Chevron PHK 15-20% Tenaga Kerja Global':
(fdl/fdl)