RI Punya Tanaman yang Bisa 'Hasilkan' Emas, Ini Kata Pakar

RI Punya Tanaman yang Bisa 'Hasilkan' Emas, Ini Kata Pakar

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2025 19:15 WIB
Ilustrasi tanaman bayam
Ilustrasi tanaman bayam-bayaman (Amaranthus). Foto: Pixabay/ha11ok
Jakarta -

Umumnya, logam mulia seperti emas didapat lewat proses penambangan. Namun, ternyata ada suatu tanaman yang bisa menghasilkan emas.

Pakar Biologi Tumbuhan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hamim, mengatakan bahwa logam mulia bisa diekstraksi dari tanaman penyerap logam berat.

"Tumbuhan memiliki mekanisme fisiologis yang membuat mereka bisa menyerap logam berat," ucapnya pada gelaran Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan bahwa logam berat adalah komponen yang tidak mudah terdegradasi (penurunan). Logam bisa bertahan di dalam tanah hingga mencapai ratusan tahun lamanya.

Jenis Tumbuhan yang Bisa Menyerap Logam Berat

Prof Hamim menyebutkan bahwa ada beberapa jenis tumbuhan yang bisa menyerap logam berat dalam jumlah besar di jaringannya (hiperakumulator). Dengan demikian, tumbuhan ini bisa digunakan untuk menamban logam.

ADVERTISEMENT

"Selain dapat digunakan sebagai fitoremediasi, tanaman ini juga bisa digunakan untuk menambang logam-logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel perak, emas, platina dan talium atau kegiatan yang dikenal dengan fitomining," ujar Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University itu.

Jenis tanaman penyerap logam sendiri ada yang dari kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) dan tanaman lembang. Untuk kelompok bayam-bayaman yang tumbuh di sekitar tailing, punya kemampuan akumulasi emas tertinggi. Namun ia memiliki biomassa rendah, sehingga potensi fitomining-nya juga rendah.

"Tanaman lembang (Typha angustifolia) juga cukup tinggi mengakumulasi logam emas (Au). Typha dapat menghasilkan 5-7 gram emas per hektar. Hal ini tentu memerlukan pendalaman lebih lanjut," katanya.

Tanaman Penghasil Emas Tumbuh Subur di Indonesia

Prof. Hamim menuturkan bahwa biasanya tanaman hiperakumulator ditemukan di daerah dengan kandungan logam tinggi, seperti tanah serpentin dan ultrabasa.

Indonesia adalah salah satu negara dengan daratan ultrabasa terbesar di dunia. Dalam hal ini, wilayahnya meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Meskipun begitu, Prof. Hamim mengatakan bahwa potensi tumbuhan hiperakumulator di daerah Indonesia belum tergarap optimal. Perlu adanya perhatian dari berbagai pihak, supaya potensi ini bisa digali dan dimanfaatkan untuk fitoremediasi dan fitomining.

"Hasil eksplorasi tumbuhan sekitar tailing dam (lokasi limbah sisa pemisahan bijih logam mulia dengan material non-ekonomis) tambang emas PT Antam UBPE Pongkor. Hampir semua jenis tumbuhan di sana mampu mengakumulasi emas meski dalam kadar rendah," ungkapnya.

Misalnya, hasil eksplorasi tumbuhan di sekitar tailing dam (tempat limbah sisa pemisahan bijih logam mulia dengan material non-ekonomis) tambang emas PT Antam UBPE Pongkor, hampir semua jenis tumbuhan di sana mampu mengakumulasi emas meski dalam kadar yang kecil.

Sementara itu, dalam eksperimennya, pemakaian dark septate endofit dan jamur mikoriza terbukti membantu tanaman beradaptasi dengan lingkungan tercemar logam berat. Jamur tersebut bisa membantu program fitoremediasi.

"Penggunaan amonium tiosianat (NH4SCN) sebagai ligan pelarut emas juga dapat meningkatkan serapan emas oleh tanaman dan meningkatkan biomassa tanaman. Ini merupakan potensi yang baik untuk program phytomining di tailing tambang emas," jelasnya.




(khq/fds)

Hide Ads