Menteri BUMN Erick Thohir buka suara merespons efisiensi anggaran. Sebagai informasi, anggaran Kementerian BUMN dipangkas sebesar Rp 215 miliar, dari nilai pemangkasan awal sebesar Rp 215 miliar
Menurut Erick melalui efisiensi tersebut Presiden Prabowo Subianto tengah memberikan tantangan bagi kementerian/lembaga.
"Jangan sampai juga punya pikiran gini, 'oh karena efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah, kami, kementerian tidak bekerja keras.' Justru ini yang di-challenge oleh Bapak Presiden," kata Erick kepada wartawan di Kantor Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI/BP2MI), Jakarta, Rabu (19/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erick efisiensi anggaran menjadi tantangan agar kementerian/lembaga dapat bersinergi. Hal itu ia wujudkan lewat berbagai pertemuan lintas kementerian, salah satunya dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian UMKM, dan Kementerian Ekonomi Kreatif beberapa waktu lalu.
Pertemuan tersebut dilakukan untuk meningkatkan akses penjualan UMKM ke luar negeri. Pertemuan itu juga menyusun skema untuk menghindari gelaran pameran UMKM yang belum memiliki buyers atau pihak yang hendak membeli produk.
"Jadi artinya pendampingan peluang itu ada. Nah tinggal kembali masing-masing individu juga mesti ngelihat potensi-potensi jenis usaha apa yang memang, kemarin juga sama Pak Menteri Perdagangan, kita coba meningkatkan akses daripada penjualan UMKM ke luar negeri dengan sistem jangan sampai mereka membuka pameran tetapi belum ada buyers," ungkapnya.
"Yang tadinya kita menjadi silo-silo, sendiri, sekarang dengan sinergitas ini terbukti bisa kok, ngapain kita ngeluh gitu," tambahnya.
Erick mengatakan, sinergitas antar kementerian ini juga dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia menilai, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada jalur yang baik jika dibandingkan negara-negara lainnya, yakni 5%.
"Artinya apa? Kalau pertumbuhan ekonomi baik, nah kita bicara tadi mengenai ruang usaha. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi jelek, percuma, dagang apapun susah," tegasnya.
Dengan ruang usaha yang terbuka karena adanya pertumbuhan ekonomi, Erick mengatakan ekosistem pembiayaan juga akan membaik sebagaimana yang terjadi saat ini. Ia menyampaikan pendanaan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan kredit usaha rakyat (KUR) terus dilakukan.
Melalui program PNM Mekaar, Erick mengatakan rata-rata pendanaan yang disalurkan untuk UMKM sekitar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta dengan jumlah nasabah 15,9 juta. Bahkan, ia mengatakan ada beberapa UMKM yang menaikan jumlah pinjamannya menjadi Rp 25 juta.
Sementara KUR yang disalurkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), menyalurkan rata-rata pendanaan hingga Rp 500 juta. Ia mengatakan, ada sekitar Rp 255 triliun anggaran yang digelontorkan untuk KUR per tahun.
"Artinya Rp 255 triliun digelontorkan pemerintah untuk ruang usaha menengah. Ini dengan NPL (non-performing loan) yang juga tingkat kemacetan rendah dibandingkan data-data korporasi yang besar," jelasnya.
Simak juga Video: Prabowo Sebut Efisiensi Anggaran di Pemerintahannya Hemat USD 20 M