Bos BI Sebut Tarif Impor Trump Bikin Ketidakpastian Ekonomi Global Tinggi

Bos BI Sebut Tarif Impor Trump Bikin Ketidakpastian Ekonomi Global Tinggi

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2025 15:02 WIB
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan lagi suku bunga acuannya. Kini BI 7 Days Repo Rate turun jadi 5,5%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pasar keuangan global masih dihadapi ketidakpastian yang tinggi akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Ekonomi dunia tahun 2025 diperkirakan sebesar 3,2%.

"Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dipengaruhi kebijakan tarif impor AS yang lebih cepat dan lebih luas dari perkiraan semula, serta arah kebijakan bank sentral AS," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

Perry memperkirakan kebijakan Trump akan membawa ekonomi AS tetap kuat dan inflasi yang tinggi. Dampaknya, suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate dimungkinkan akan turun terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS yang tinggi berdampak pada ekspektasi penurunan Fed Fund Rate yang lebih terbatas," tuturnya.

Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif juga disebut mendorong imbal hasil atau Yield UST tetap tinggi, meskipun dalam beberapa waktu terakhir turun akibat permintaan global yang meningkat.

ADVERTISEMENT

"Sedikit menurun akibat meningkatnya permintaan investor global terhadap US Treasury. Perkembangan tersebut menyebabkan besarnya preferensi investor global untuk menempatkan portofolionya ke AS," tutur Perry.

Berbeda dengan perekonomian AS yang kuat, ekonomi Eropa, Tiongkok dan Jepang masih lemah dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat, serta kinerja eksternal yang menurun sejalan dengan perekonomian global yang melambat dan dampak dari implementasi kenaikan tarif impor oleh AS.

"Ekspansi ekonomi India juga tertahan akibat proses konsolidasi fiskal dan investasi yang belum kuat," beber Perry.

Simak Video: Trump Resmi Teken Tarif Impor Tinggi Buat Meksiko, Kanada dan China

(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads