Usai Dilantik, Dedi Mulyadi Sebut Bakal Efisiensi Anggaran Rp 5,5 Triliun

Usai Dilantik, Dedi Mulyadi Sebut Bakal Efisiensi Anggaran Rp 5,5 Triliun

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 20 Feb 2025 13:21 WIB
Dedy Mulyadi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi - Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka-bukaan soal efisiensi anggaran yang dilakukan di Pemprov Jawa Barat. Dedi yang baru dilantik Presiden Prabowo Subianto hari ini mengungkapkan pihaknya berhasil menekan pemborosan anggaran hingga Rp 5,5 triliun.

Dedi menjelaskan efisiensi anggaran bukan berarti memangkas anggaran saja. Namun, anggaran yang tidak penting dialihkan untuk kemaslahatan masyarakat Jawa Barat.

Dalam satu bulan saya sudah melakukan pengelolaan keuangan dengan realokasi dari tim transisi Pemprov Jabar. Dari perhitungan pembiayaan anggaran, kami dapatkan beberapa mata anggaran yang diubah dari belanja tidak penting jadi penting. Per tadi malam itu mencapai Rp 5,5 triliun, dan kita berharap bisa mencapai Rp 6 triliun dalam waktu dua hari ke depan," beber Dedi usai dilantik di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari penghematan triliunan itu, Dedi memaparkan beberapa hasil pengalihan anggaran yang dilakukan. Pertama untuk belanja pembangunan ruang kelas SMA di Jawa Barat, untuk tahun 2025 dari awalnya cuma Rp 60 miliar ditingkatkan menjadi Rp 1,2 triliun. Uang sebesar itu akan digunakan untuk membangun 3.333 ruang kelas baru, membangun sekolah baru, dan membebaskan tanah-tanah untuk pembangunan sekolah di Jawa Barat.

Kedua, meningkatkan alokasi belanja infrastruktur jalan dari Rp 600 miliar menjadi Rp 2,4 triliun. Lalu, peningkatan alokasi belanja pengadaan sambungan listrik ke masyarakat Jawa Barat dari awalnya Rp 20 miliar menjadi Rp 350 miliar.

ADVERTISEMENT

Kemudian, pihaknya juga meningkatkan belanja untuk renovasi rumah warga miskin di Jawa Barat dari cuma Rp 20 miliar menjadi Rp 120 miliar. Dari anggaran tersebut pihaknya bisa memberikan bantuan renovasi rumah warga miskin dengan besaran mencapai Rp 40-60 juta per unit rumah.

Pihaknya juga akan menambah anggaran untuk membangun rumah sakit, Puskesmas baru, dan menyiapkan mobil ambulans untuk daerah terpencil di Jawa Barat.

"Semua rangkaian ini akan menjadi bagian dari kebijakan Pemprov Jabar, kami mendorong agar masyarakat Jawa Barat memiliki ketahanan pangan yang cukup, memiliki pendidikan cukup, memiliki jaminan kesehatan cukup, dan kemudian juga memiliki pendidikan cukup," lanjut Dedi.

Selain itu, Dedi memaparkan pemerintahannya juga berencana menaikkan target pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Barat dari awalnya Rp 19 triliun ditingkatkan menjadi Rp 21 triliun, hal ini dapat meningkatkan total belanja Pemprov Jabar menjadi Rp 33 triliun untuk tahun ini.

Dedi juga mengatakan dirinya sudah memberikan instruksi agar dana alokasi bagi hasil bagi kabupaten kota sebesar Rp 6 triliun, diprioritaskan untuk membiayai pembangunan infrastruktur jalan.

Alokasi Belanja yang Aneh

Di sisi lain, Dedi mengungkapkan juga ada beberapa alokasi anggaran yang dirasa tidak masuk akal. Misalnya saja, anggaran pembangunan ruang kelas baru mencapai Rp 60 miliar, namun anggaran pembelian alat telekomunikasinya mencapai Rp 730 miliar sendiri.

"Itu kan aneh. Kelas belum ada, tapi perangkat digital disiapkan," tutur Dedi.

Yang aneh juga, dia menemukan anggaran baju dinas untuknya mencapai Rp 150 juta sendiri, dirinya pun menghapus anggaran tersebut. Kemudian dia juga menghemat beberapa anggaran penunjang lainnya sebagai Gubernur, mulai dari anggaran kunjungan luar negeri yang dihapuskan hingga anggaran perjalanan dinas yang dipangkas 40%.

"Anggaran kunjungan luar negeri saya Rp 1,5 miliar itu dinolkan, anggaran perjalanan dinas Rp 1,8 miliar juga ada sisa hanya Rp 700 juta. Hilang hampir 40%," papar Dedi.




(hal/kil)

Hide Ads